DIALAH Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar. Ia adalah cucu dari Abu Bakar sang khalifah pertama selepas Rasulullah wafat.
Qasim memiliki sejumlah kemiripan dengan kakeknya itu, sampai-sampai orang-orang berkomentar, “Tidak ada keturunan Abu Bakar yang lebih mirip dengan beliau daripada Qasim. Dia begitu serupa dalam akhlak, bentuk fisik, keteguhan iman, maupun kezuhudannya.”
BACA JUGA: Ketika Abu Bakar Melempar Berhala dengan Batu
Sebagai contoh, ketika datang seorang dusun ke Masjid lalu bertanya kepada beliau, “siapakah yang lebih pandai, engkau ataukah Salim bin Abdullah?”
Qasim berpura-pura sibuk seolah tak mendengar pertanyaan orang tersebut. Sehingga si penanya harus mengulang pertanyaannya, ““Siapakah yang lebih pandai, engkau ataukah Salim bin Abdullah?”
Beliau menjawab, “Subhanallah.”
BACA JUGA: Keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq
Pertanyaan itu diulang untuk yang ketiga kalinya, lalu Qasim berkata, “Itu dia, Salim putra bibiku duduk di sana.”
Orang-orang yang berada di Masjid saling berbisik, “Sungguh mirip dia dengan kakeknya. Dia tidak suka atau sangat benci untuk berkata, ‘Aku lebih pandai,’ karena hal itu berarti menyombongkan diri. Namun, dia tidak pula berkata, ‘Dia lebih pandai,’ sebab itu berarti dusta, mengingat dirinya lebih pandai daripada salim. []
Sumber: The Golden Story of Abu Bakar As-Shiddiq/Penulis: DR. Ahmad Hatta, MA., dkk/ Penerbit: Maghfirah Pustaka/ Januari, 2015