ANTIBIOTIK adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah infeksi bakteri. Antibiotik bekerja dengan cara membunuh dan menghentikan bakteri berkembang biak di dalam tubuh. Namun obat jenis ini tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi akibat virus, seperti flu.
Salah satu penyakit yang cukup sering menyerang anak-anak adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Terapi utama untuk mengatasinya adalah pemberian antibiotik. Antibiotik bekerja membunuh ataupun menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi.
Obat antibiotik untuk anak kebanyakan berbentuk sirup kering
Salah satu hal yang wajib diketahui bahwa sirup antibiotik pada anak bentuk sediaannya berupa sirup kering. Wujudnya adalah serbuk yang ditempatkan dalam botol, dan harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
BACA JUGA: Inilah 7 Antibiotik dari Bahan Alami
Langkah melarutkan sirup antibiotik
Sirup kering antibiotik dilarutkan dengan cara menambahkan sejumlah air ke dalam botol berisi serbuk obat. Air yang digunakan adalah air putih (plain water) matang dengan suhu ruang, tidak panas dan tidak dingin.
Jumlah air yang harus ditambahkan untuk melarutkan tergantung pada masing-masing merek sirup antibiotik.
Saat memberikan sirup antibiotik ada hal-hal yang sebaiknya diperhatikan:
Pertama, jangan lupa untuk mengocok dahulu botol sebelum digunakan. Hal ini untuk memastikan serbuk yang mengendap di dasar botol selama penyimpanan kembali terlarut dengan baik dalam larutan.
Kedua, berikanlah obat sesuai dengan dosis yang diminta oleh dokter. Dokter akan menyatakan jumlah obat yang harus diberikan dalam satuan mililiter. Misalnya, 2 kali sehari 5 mililiter berarti dalam sekali pemberian Kamu harus menakar 5 mililiter untuk diberikan kepada anak.
BACA JUGA: Kebenaran tentang Antibiotik
Hanya gunakan sendok atau gelas ukur atau pipet obat yang disediakan, ya! Saya sangat tidak menyarankan penggunaan sendok teh atau sendok makan biasa, karena ukurannya tidak standar! Bisa-bisa anak mendapatkan dosis lebih rendah atau malah lebih tinggi dari seharusnya.
Ketiga, untuk antibiotik sebaiknya penggunaannya mengikuti kaidah around the clock. Contohnya, jika dosis diberikan 2 kali sehari, sebaiknya obat diberikan tiap 12 jam. Sedangkan untuk pemberian 3 kali sehari, sebaiknya obat diberikan tiap 8 jam.
Hal ini untuk menjaga agar kadar obat di dalam darah selalu berada di level di mana bakteri dapat terbunuh atau terhambat pertumbuhannya. []
SUMBER: GUESEHAT.COM