SEKELOMPOK orangtua murid yang marah telah melancarkan protes dan petisi terhadap sekolah anak-anak mereka. Pasalnya, sekolah di Inggris ini diduga telah memperkenalkan kurikulum yang mendukung homoseksualitas.
Andrew Moffat MBE, asisten kepala sekolah di Parkfield Community School di Saltley, Birmingham telah dikritik oleh orangtua murid karena mengujicobakan ‘No Outsiders’—sebuah program yang merupakan bagian dari pendidikan seks (SRE).
Namun, para orangtua menyebut program ini mempromosikan LGBT dan menantang homofobia di sekolah dasar.
BACA JUGA: Sekolah di Inggris Ini Akhirnya Cabut Larangan Berjilbab bagi Siswanya
Menurut laporan, buku-buku yang sekarang sedang dibaca oleh siswa di Parkfield Community School di antaranya Mommy, Mama and Me, dan King & King. Padahal buku-buku itu bercerita tentang hubungan dan pernikahan sesama jenis.
Moffat dan program No Outsiders langsung mendapat kecaman dari beberapa orangtua Muslim yang mengutuk ajaran semacam itu, karena homoseksualitas dilarang keras dalam Islam.
Menanggapi protes dari para orangtua, Moffat yang mengaku sebagai homo secara terbuka dan pihak sekolah tetap membela program yang mereka jalankan. Sekolah juga mengaku pihaknya telah menyosialisasikan program ini kepada para orang tua.
“Tidak ada yang bisa memungkinkan kami untuk meningkatkan kesadaran akan perbedaan-perbedaan ini, sehingga anak-anak dapat menoleransi dan menerima perbedaan dalam masyarakat,” ungkap pihak sekolah.
Fatima Shah yang marah bercerita bahwa ia telah telah membawa putrinya yang berusia 10 tahun keluar dari sekolah itu.
“”Itu tidak pantas, benar-benar salah. Anak-anak diberi tahu bahwa boleh saja menjadi homo, tetapi 98 persen anak-anak di sekolah ini adalah Muslim. Ini adalah komunitas Muslim,” ujar Shah dengan marah.
BACA JUGA: Survei: 8 Sekolah di Inggris Wajibkan Para Siswinya Berjilbab
“Aku sudah membawa putriku keluar dari dan orang tua lainnya juga. Cukup sudah. Pendidikan hubungan seks diajarkan tanpa persetujuan kami. Kami belum diberitahu tentang apa yang diajarkan. Moffat menjalankan apa yang disebut CHIPS – menantang homofobia di sekolah dasar – dan itu benar-benar bertentangan dengan kepercayaan Islam,” tambahnya.
“Bayangkan, putri saya pulang sekolah dan mengatakan kepada saya ‘bolehkah saya menjadi laki-laki?’ Ini akan membingungkan anak-anak. Saya ingin anak saya belajar tentang bahasa Inggris, matematika, dan sains. Saya telah menjauhkan putriku dari sekolah sampai urusan ini selesai. Bahkan saya membayar guru privat £ 20 per jam agar anak saya belajar di rumah saja,” pungkas Shah. []
SUMBER: BIRMINGHAM MAIL