ORANGTUA merupakan orang yang paling berharga bagi kita. Kita tak aka nada tanpa perantara mereka. Jika mereka tidak merawat dan menjaga kita, hidup kita tidak akan senyaman dan sebahagia saat ini. Segala apa yang kita dibutuhkan dipenuhi oleh mereka. Mereka rela melakukan demi kita, buah cintanya.
Tapi, siapa yang tahu tentang umur. Begitu pula tentang orangtua, kita tidak tahu mengenai umurnya. Tak terasa mereka sudah semakin tua. Kekuatannya semakin melemah. Jika dahulu mereka kuat menggendong kita kemana pun, kini malah mereka yang membutuhkan bantuan kita untuk dapat melangkah dengan dipapah.
Hingga ajal menjemput mereka, kita merasa masih kurang untuk menunjukkan rasa bakti kita padanya. Jika sudah begini, apa yang harus dilakukan? Bagaimana cara kita menunjukkan rasa bakti kita?
Di antara amal yang bisa dilakukan seseorang untuk kebaikan orangtuanya yang kini telah tiada, antara lain:
Pertama, mendoakan kebaikan, ampunan, keridhaan dari Allah. Hal ini memang bisa dilakukan oleh orang lain. Tapi, bagi seorang anak yang melakukannya, maka terdapat keutamaan tersendiri. Karena ia merupakan bagian dari amal seseorang. Rasulullah SAW bersabda, “Jika seseorang meninggal, terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga; sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak yang shalih yang mendoakan untuknya,” (HR. Tirmidzi, no. 1297).
Sebaiknya, dalam berdoa untuk orangtua itu dilakukan dalam waktu-waktu yang dianjurkan. Misalnya, ketika dalam sujud, usai shalat fardhu, antara adzan dan iqamah, sepertiga malam terakhir dan lainnya.
Kedua, bersedekah atas nama orangtua. Rasulullah SAW biasa bersedekah untuk kebaikan istrinya, Ummul Mukminin Khadijah RA yang telah wafat sehingga membuat Ummul Mukminin Aisyah cemburu. Yang menjadi sumber atau dalil di sini adalah bolehnya bersedekah dan memohon agar orang lain diberi pahala. Kita mendapat pahala begitu pula dengan orangtua kita.
Ketiga, jika orangtua belum menunaikan ibadah haji, kita dapat menghajikannya. Begitu pula jika orangtua kita masih memiliki hutang puasa, baik itu puasa Ramadhan maupun puasa nadzar. Hal ini pernah terjadi di masa sahabat Nabi, sebagaimana disebutkan dalam riwayat Bukhari dan Muslim.
Begitulah amal-amal yang dapat kita lakukan untuk orangtua. Selagi kita mampu melakukannya, maka lakukanlah. Sebelum pada akhirnya kita sudah tak berdaya, dan akhirnya tutup usia. Wallahu ‘alam. []
Sumber: Majalah Islam Sabili No.3 TH. XIV 24 Agustus 2006/30 Rajab 1427