JERMAN–Asosiasi Islam terbesar di Jerman, DITIB dikabarkan telah meluncurkan pusat pendidikan Islam di Dahlem, Nordrhein-Westfallen, Jerman pada Kamis (9/1/2020) pekan lalu.
Langkah pendirian pusat pelatihan imam di kawasan Eifel, Jerman ini menjadi awal yang menandai konsep baru yang telah diumumkan organisasi Islam terbesar di negara itu pada musim panas lalu.
Menurut mereka, 70 lulusan sarjana akan dilatih sebagai imam dalam waktu dua tahun. Sebelumnya mereka sudah lulus pendidikan di Jerman dan studi teologi di Turki.
BACA JUGA: Berdasarkan Survei, Publik Jerman Anggap Donald Trump Sosok Paling Berbahaya bagi Dunia
Dikutip dari harian Jerman Welt dan kantor berita DPA, lebih dari 1000 imam DITIB di Jerman berasal dari Turki dan didanai oleh otoritas agama Turki, Diyanet. Politisi di Jerman telah lama menyerukan pemisahan struktural, keuangan dan politik organisasi tersebut dari Turki. Pemerintahan di negara bagian Jerman, Nordrhein-Westfallen sempat menghentikan kerja sama dengan organisasi ini, namun kini pemulihan hubungan secara bertahap kembali muncul.
Kementerian Dalam Negeri Jerman menilai rencana organisasi Islam Turki di Jerman (DITIB) untuk mendirikan pusat pelatihan imam sendiri di Jerman sebagai “langkah penting.”
“Dengan dibentuknya pusat pelatihan tersebut, pra syarat pertama telah tercipta, yakni untuk menambah jumlah staf dari calon imam Jerman yang dapat diatur dalam komunitas DITIB,” ujar sekretaris negara kementerian dalam negeri Jerman, Markus Kerber kepada kantor berita EPD.
“Pusat pelatihan ini ditujukan untuk melayani khususnya kebutuhan masyarakat dan organisasi muslim di Jerman,” tambah Kerber. Bentuk asosiasi Islam di Jerman, menurutnya tidak seperti gereja, sampai sekarang belum memiliki staf keagamaannya sendiri.
BACA JUGA: Jerman Batalkan Hadiah bagi Seniman Lebanon karena Boikot Israel
Meski di Jerman sudah ada beberapa universitas yang mendidik para teolog Islam selama beberapa tahun terakhir ini, belum ada pelatihan praktis untuk persiapan bagi mereka untuk bekerja di komunitas. Para imam di komunitas masjid Jerman selama ini umumnya berasal dari mancanegara.
Pusat pelatihan yang dibangun DITIB bisa mendapat dana dari pemerintah Jerman, demikian menurut kementerian dalam negeri Jerman. Namun sejauh ini, pelatihan imam yang dilakukan DITIB, masih didanai oleh asosiasi itu sendiri. Semenjak adanya tuduhan mematai-matai gerakan Gulen, sejak tahun 2017 imam-imam DITIB tidak lagi terlibat dalam proyek yang didanai oleh pemerintah Jerman. []
SUMBER: DW