Oleh: Devi Fitriani Kusnadi
Siswi Mahad Darul Bayan
komunitaspenaislam@gmail.com
HIDUP sendiri tidaklah menyenangkan. Bagi sebagian orang mungkin menyenangkan dan tidak bagi sebagiannya lagi. Sejatinya manusia adalah makhluk sosial. Tidak akan mampu hidup sendiri dan pasti butuh dengan sesama. Saling berbagi dan membantu. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan pun salah satunya untuk tujuan ini, yakni saling berbagi, melengkapi dan ta’awun. Tapi, tentu saja ada aturannya. Harus tetap berada dalam koridor hukum syara.
Allah SWT membekali kedua jenis manusia ini dengan naluri. Dengannya manusia mampu bertahan hidup di dunia. Keduanya pula diberikan rasa kasih dan sayang serta ketertarikan satu sama lain. Islam telah mengaturnya. Laki-laki bisa menampakkan rasa kasih dan sayangnya kepada perempuan. Sebaliknya, perempuan juga bisa mengekspresikan cintanya kepada laki-laki. Di sinilah Islam memberikan rambu-rambu agar ekspresi cinta ini berjalan sesuai fitrah. Bukan dengan jalan pacaran ya. Lho, memang apa yang salah dengan pacaran?
Dalam Islam tidak ada istilah pacaran. Yang ada hanyalah taaruf, khitbah, dan nikah. Pacaran adalah terlarang dalam agama, karena mengekspresikan cinta kepada yang bukan mahram jelas haram hukumnya. Namun, tidak salah seseorang memiliki rasa cinta terhadap lawan jenis. Itu sesuatu yang wajar. Bahkan itu termasuk fitrah dan anugerah yang Allah berikan kepada makhlukNya. Dengan catatan kita jangan salah mengekspresikan cinta itu. Jangan sampai kita mencintai seseorang melebihi cintanya kepada Allah.
BACA JUGA: Pacaran Itu Pengkhianatan Paling Nyata
Pacaran adalah pengekspresian cinta yang salah. Aktivitasnya menjadi lahan subur kemaksiatan. Tapi sayangnya ini sudah menjadi biasa. Terasa aneh bagi yang menjomblo. Iya gak? Iya aja bagi yang merasakan. Untuk orang-orang yang nyaman dengan jomblonya tidak masalah, karena dia menyadari akan dirinya yang harus menjauhi maksiat sekecil apapun. Niat jomblonya bukan karena ego sebab tau kalo pacaran itu ribet. Tapi jomblonya karena Allah atau jomblo fiisabilillah alias jofisa. Iyalah lebih baik sendiri memperbaiki diri dalam taat ketimbang berdua tapi bermaksiat.
Pacaran itu perbuatan mendekati zina. Karena kemaksiatan itu berawal dari yang kecil dianggap sepele sampai akhirnya maksiat besar dianggap lumrah. Allah SWT berfirman “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra : 32).
BACA JUGA: Lelaki yang Biasa Pacaran
Pacaran sama sekali tidak mendatangkan manfaat. Yang ada malah banyak mudharatnya. Jadi tidak ada tuh istilah ‘pacaran nambah semangat belajar.’ Apalagi ‘nambah rajin ibadah.’ Semua itu tidak ada… Kenapa? Karena kebaikan itu tak akan pernah beriringan dengan kemaksiatan.
Jadi, remaja jofisa lebih baik ketimbang remaja pacaran. Jofisa itu inget Allah. Pacaran itu lupa sama Allah. Jofisa itu dapet pahala. Pacaran itu dapet dosa. So, yuk ah tobat para aktivis pacaran. Mumpung masih dikasih kesempatan hidup. Ingat setiap perbuatan akan dimintai pertanggung jawaban. Jangan sia-siakan waktu mudamu untuk yang sia-sia. Marilah menjadi hamba yang Allah inginkan. Jika memang sudah siap, maka menikahlah. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.