KETAHUILAH, saat kekasihmu berselingkuh berarti Allah masih menjagamu dari keburukan yang lebih menyakitkan di masa depan. Penyakit yang sukar disembuhkan salah satunya suka ganti-ganti pasangan. Sebab itu menunjukkan mental bersetia hanya sebatas ujaran. Lagipula lebih baik apabila lelakimu selingkuh pada saat pacaran, kalau setelah menikah pasti hidupmu akan lebih didera sebentuk kedukacitaan.
Meski suami setelah menikah bila ingin menambah istri diperbolehkan, namun bersikap adil jelas menjadi sebuah kewajiban. Selain tuntutan bersikap adil, ada pula catatan yang perlu dijadikan pedoman, “Seorang perempuan terkadang mengalami haid dan nifas yang membuatnya kesakitan. Sedangkan seorang lelaki selalu siap untuk menjadi penyebab bertambahnya umat ini melalui pewarisan keturunan. Dengan adanya syariat poligami ini, tentunya manfaatnya tidak akan hilang kesia-siaan.” [1]
Selanjutnya, dimungkinkan poligami apabila jumlah perempuan lebih berpeluang hidup saat kelahiran. Sedangkan lelaki lebih banyak menghadapi kematian. Hingga ketika dewasa populasi laki-laki lebih sedikit daripada perempuan. Tentu keadaan ini akan mengkhawatirkan. Jika tidak ada syariat poligami sehingga seorang lelaki hanya diizinkan menikahi seorang perempuan. Maka akan banyak perempuan yang tidak mendapatkan suami sebagai pasangan. Sehingga dikhawatirkan terjerumus dalam perbuatan kotor dan berpaling dari petunjuk Al-Quran. Salah satunya perselingkuhan tanpa adanya sebuah ikatan pernikahan.
Sehingga bersyukurlah apabila lelakimu berselingkuh pada saat pacaran, sebab itu Allah justru menyelamatkanmu dari kehancuran. Faktanya, lelakimu belum bisa bertanggungjawab atasmu secara keseluruhan, tetapi sudah berani melakukan penghianatan. Selain itu dirimu juga terbebas dari potensi zina akibat pergaulan bebas yang menjurus kemaksiatan. Kini tanyakan dalam batin, “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang hendak kamu dustakan?” [2]
Percayalah, selalu ada hikmah dari sesuatu yang kita anggap musibah bila kejadiannya diawali sebuah tindak yang menyaran pada kemaksiatan, yakni bergiat asusila melalui pacaran. Pacaran sudah jelas melanggar perintah Allah yang tertuang dalam hadis serta Al-Qur’an, lalu mengapa saat Allah membebaskanmu dari belenggu kemaksiatan membuatmu seperti hilang kesadaran.
Sudahlah, benahi hidupmu agar menjadi pribadi yang tangguh dalam iman. Berdoa saja dengan putusnya hubungan kalian, ada jodoh lebih baik yang disediakan. Kuncinya lakukan pertobatan, perbanyak amal kebajikan lewat lisan dan perbuatan, agar dosa-dosamu di masa lalu dapat terhapuskan. Dengan cara demikian, Insya Allah jodoh terbaik akan disegerakan. Aamiin, semoga Allah memberi kemudahan. []
Arief Siddiq Razaan, 21 Februari 2016
[1] Syaikh Muhammad Asy Syanqithi dalam Adhwaul Bayaan 3/377 dinukil dari Jami’ Ahkamin Nisaa 3/443-3445
[2] Qur’an Surah Ar-Rahman yang berbunyi ‘Fa bi ayyi ālā’i Rabbikumā tukażżibān’