OBAT hanyalah sebagai perantara kesembuhan. Karena kesembuhan sesungguhnya hanya datang dari Allah. Pemahaman ini harus benar agar kita tidak terjerumus kepada perbuatan syirik; pengagungan kepada metode, obat, dokter, herbal, dan perantara lainnya.
Dengan konsep penyandaran kesembuhan yang benar (yaitu mutlak dari Allah) akan memberikan suatu sikap tidak putus asa jika menemui kendala-kendala keterbatasan kemampuan diri dalam berobat atau keterbatasan dalam metode pengobatan yang ada saat ini.
Karena tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT jika Ia berkehendak. Jika seorang yang mempunyai keyakinan dan kepasrahan yang kuat, maka akan mampu menolak penyakit yang menyerangnya bahkan lebih besar khasiatnya daripada obat-obatan.
Dengan kepasarahan kepada Allah SWT setelah berikhtiar diharapkan kita bisa menerima apa saja keputusan Allah dengan berkhusnudzan bahwa itulah yang terbaik bagi kita meskipun belum diberikan kesembuhan. Karena, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia sangat baik bagimu. Boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia sangat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
Sikap” kepasrahan” diri kepada Allah SWT akan menguatkan jiwa, menguatkan fisik, sehingga mudah-mudahan kesembuhan pun menjadi lebih dekat. “Makanlah dengan menyebut nama Allah dengan dasar kepercayaan dan bertawakal kepada-Nya.” (HR.Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Sikap penyandaran total kepada Allah , ridha, lapang dada, sabar,tidak berkeluh kesah, khusnudzan (berbaik sangka) dan gembira dengan segala keputusan Allah akan membuahkan sikap keoptimisan dalam menghadapi segala cobaan dari Allah. “keoptimisan” diri mampu menjalani cobaan, akan menambahkan semangat bagi jiwa/psikis kita yang pada akhirnya akan semakin memperkuat fisik dalam menghadapi sakit yang diderita. Wallahualam. []