Oleh: Luthfi Hernumurti
luthfihernumurti@gmail.com
SETIAP manusia hidup di dunia ini dengan membawa tugas yang telah Allah berikan sejak awal penciptaan manusia. Sebagai mana firman Allah di surah Adz-Dzariyat ayat 56 yang artinya:
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”
Ayat diatas menegaskan bahwa Allah tidak akan menciptakan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Nya.
Al-Qurthubi mengatakan, “Makna asal dari ibadah adalah perendahan diri dan ketundukan. Berbagai tugas atau beban syari’at yang diberikan kepada manusia (mukallaf) dinamai dengan ibadah; dikarenakan mereka harus melaksanakannya dengan penuh ketundukan kepada Allah ta’ala.
Makna ayat tersebut (QS. Adz-Dzariyat : 56) adalah Allah ta’ala memberitakan bahwa tidaklah Dia menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Inilah hikmah penciptaan mereka.”
Akan tetapi ibadah hanya dapat kita lakukan jikalau kita masih hidup di dunia ini. Jika kita sudah meninggal maka, terputuslah seluruh alam ibadah kita.
Tidak ada lagi pahala yang akan kita dapatkan dikarenakan kita tidak bisa melakukan ibadah lagi kecuali atas 3 hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendo’akannya.
Sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Muslim, Dari Abu Hurairah menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila anak Adam (manusia) wafat, maka terputuslah semua (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga macam perbuatan, yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya” (HR. Muslim).
- Sedekah Jariyah
Sedekah adalah memberikan apa yang kita miliki kepada orang lain yang membutuhkan selain zakat dan fidyah.
Sedekah lebih luas bentuknya dibandingkan zakat yang hanya menggunakan uang atau beras. Sedekah bisa berbentuk uang, beras, tenaga untuk membantu, bahkan tersenyumpun termasuk sedekah sebagaimana sabda Rasuluulah SAW, “Senyummu kepada saudaramu adalah Sedekah.”
Sedangkan sedekah jariyah adalah sedekah yang pahalanya akan terus kita rasakan selama apa yang kita sedekahkan itu masih terus dimanfaatkan atau digunakan untuk kebaikan. Contoh sedekah jariyah: sedekah pembangunan masjid, sedekah buku, sedekah pembangunan sekolah, sedekah untuk panti asuhan dan lain-lain.
Tapi perlu diperhatikan juga bahwa apa yang kita sedekahkan itu berasal dari yang halal. Barangnya halal dan cara mendapatkannya pun halal harus halal pula. Agar allah memberikan keberkahan dalam sedekah kita. Bukan malah murka-Nya yang kita dapatkan.
2. Ilmu Yang Bermanfaat
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang kita dapatkan dan berubah menjadi amal baik kita. Setelah itu, kita ajarkan kembali ilmu tersebut kepada orang lain dan diamalkan juga oleh orang tersebut.
Maka kita akan mendapatkan pahala dari amal yang dilakukan karena ilmu kita tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkannya. Dan begitu seterusnya apabila orang tersebut tetap mengamlkannya dan mengajarkannya makan pahalanya akan tetap mengalir kepada kita. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئً
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.
Dan barangsiapa mengajak (manusia) kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR. Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Ad-Darimi, Abu-Ya’la).
3. Anak Yang Soleh
Setiap orang tua pasti menginginkan anak mereka menjadi anak yang soleh. Anak yang soleh adalah harta paling berharga bagi setiap orang tua. Karena dengan kesolehan mereka dapat membuat orang tuanya diampuni dosanya dan dimasukkan kedalam surga.
Akan tetapi mendidik anak kita sebagai anak yang soleh bukan hal yang mudah. Diperlukan keikhlasan, kesabaran dan pengorbana dalam mendidik mereka.Anak-anak memerlukan contoh sebelum ikut melakukannya, untuk itu orang tunya haruslah mencotohkan terlebih dahulu sebelum menyuruh anak melakukan kebaikan. Jangan sampai anak kita suruh tapi kita tidak ikut serta melakukannya.
Tiga hal diatas adalah hal yang pahala tidak akan pernah putus mengalir walaupun kita sudah meninggal dunia. Karena itu mari kita melakukan hal tersebut sebanyak-banyaknya sesuai kemampuan kita. Wallahu a’lam. []