Oleh: Ernydar Irfan
PAK Suami…..
Jika istrimu punya penghasilan sendiri, bukan berarti separuh tanggung jawabmu kau letakkan padanya, karena kewajiban menafkahi dan memenuhi kebutuhan rumah tangga adalah tugasmu. Karena dia berasal dari tulang rusukmu maka jangan jadikan ia bagian dari tulang punggungmu.
Pak Suami…..
Jangan biarkan ia berpikir, bahwa bila ia tidak meneteskan keringat maka tidak akan tercukupilah kebutuhan rumah tanggamu. Tapi buatlah dia berpikir bahwa kamu memang ditakdirkan menjadi pemimpin mereka dan kamu sanggup memenuhi tanggung jawabmu.
Pak Suami…
Cukuplah mengajarkan istri shalihahmu untuk selalu percaya bahwa rejeki itu jaminan Allah SWT, bersyukur atas rejeki yang datang bukan karena jumlahnya tapi hanya mengharapkan keberkahannya, bukankah Allah menjamin kecukupan rejeki atas setiap nyawa bagaimana membuka pintu-pintu rejeki itu itulah ikhtiar, dan bagaimana ikhtiar itu dilakukan itulah yang akan dihisab dan ketika merasa kurang maka evaluasilah ibadahmu dan gaya hidup keluargamu.
Pak Suami…
Jika istrimu istri yang menggantungkan nafkah ekonomi kepadamu, ajarkan dia bahwa sebaik-baiknya tempat bergantung hanyalah Allah SWT, sedang dirimu pun mungkin suatu saat tidak ada lagi buat istri dan anak-anakmu, maka didiklah istrimu menjadi wanita tangguh yang mampu meneruskan tongkat estafet perjuanganmu, dengan mendukungnya untuk belajar mandiri secara finansial, bukan hanya menadahkan tangan tanpa pandai mengelola apalagi mengembangkannya.
Pak suami….
Jika istrimu punya penghasilan sendiri, dia mungkin bisa membeli bajunya sendiri, tasnya sendiri, gadgetnya sendiri, tapi akan berbeda rasanya ketika tanganmu yang mengantarkan baju, tas, gadget atau sekadar mentraktirnya makan, karena di situ dia merasakan bahagia atas adanya dirimu. Bukankah tugasmu untuk menyenangkan hati istrimu?
Pak Suami…
Bukan pula tugasmu untuk menyenangkan hati wanita dan istri orang lain dengan bersikap manis dan royal kepada mereka walau hanya sekadar khawatir diolok pelit oleh mereka, padahal kamu begitu berhitung dalam memberi istrimu.
Pak Suami….
Andai kemewahan tidak bisa kamu berikan pada istrimu, percayalah seorang istri yang shalihah tidak akan mempermasalahkannya, karena kesederhanaan cinta pun akan sanggup membuatnya bahagia, dengan seringnya mendekap dengan penuh cinta, sekadar telepon mesra, menemaninya memasak, memijat ringan sebelum tidur sambil bercengkrama.
Pak suami…
Tolong lepaskan tanganmu dari gadgetmu, berhentilah sejenak berhaha hihi dengan teman lewat medsosmu, 1 jam sehari hanya untuk FOKUS dengan istrimu berbincang dengan menatap matanya, melihat guratnya menua bersamamu, 3 jam sehari FOKUS untuk anak-anakmu, itu hanya 4 jam dari 24 jam yang kamu punya, yang kelak merekalah yang akan mengorbankan 24 jam hidupnya ketika kamu sakit, terpuruk bahkan ketika kamu tiada dengan doa-doa mereka.
Pak suami….
Bangunlah di sepertiga sisa malam, bujuk mesralah istrimu untuk bangun dan bersujud kepadaNYA, karena sungguh surga di dunia dan neraka bagimu, istrimu dan anak-anakmu akan sangat bergantung bagaimana kamu bisa mengajari dan mengajak mereka mereka nikmatnya ibadah kepadaNYA dan manisnya beriman kepadaNYA. []
DISCLAIMER: Tulisan ini secara ekslusif diberikan hak terbit kepada www.islampos.com. Semua jenis kopi tanpa izin akan diproses melalui hukum yang berlaku di Indonesia. Kami mencantumkan pengumuman ini di rubrik Kolom Ernydar Irfan dikarenakan sudah banyak kejadian plagiarisme kolom ini di berbagai media sosial. Terima kasih.