CAWAPRES nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengungkapkan makna dari slepetnomics yang digagasnya. Cak Imin menjelaskan istilah tersebut memiliki makna sebagai langkah tegas terhadap kebijakan-kebijakan yang dinilai kurang tepat.
“Slepetnomics sebagai cara kerja saja supaya yang stagnan kita slepet, kita turunkan menjadi satu program yang jalan. Misalnya kalau yang tidak merata pembagian anggaran. Harus rata,” kata Cak Imin di acara Halaqoh Alumni Ponpes dan Kiai kampung di Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (23/12/2023).
Cak Imin mencontohkan slepetnomics dapat digunakan dalam upaya menyeimbangkan bahkan membalikkan aturan terkait anggaran nasional yang dinilai jomplang antara persentase di pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
BACA JUGA: Soal Cak Imin Dulu Ikut Resmikan IKN, Ini Tanggapan Timses AMIN
“Sekarang ini, anggaran nasional 80% di pusat dan 20% di daerah. Kita akan balik. Atau setidaknya 50% di daerah. 50% supaya kota-kota, kabupaten-kabupaten dan desa-desa bisa tumbuh. Sehingga apa yang disebut sebagai pertumbuhan ekonomi tumbuh di bawah, bukan menunggu dari atas,” jelas Cak Imin.
Cak Imin menekankan prinsip yang dianut slepetnomics ialah berkaitan dengan keadilan serta pemerataan. Dia juga menegaskan hal utama yang menjadi concern bukan berapa besar pertumbuhan ekonomi melainkan pertumbuhan ekonomi tambah yang merata.
“Ini yang disebut keadilan, pemerataan. Perubahan paradigma pembangunan tidak pada proyek ambisius tapi pada pemerataan yang terjadi,” tegas Cak Imin.
BACA JUGA: Timnas AMIN Anggap Gibran Tiru Strategi Jokowi saat Tanya Cak Imin Pakai Singkatan
“Pertumbuhan ekonomi tidak 7% karena 7% pasti tidak merata. Kita ingin 5,5-6,5% yang penting merata. Kalau sudah tinggi tapi kalau tidak merata hanya segelintir orang yang maju, hanya segelintir orang yang makmur. Tapi kalau pertumbuhan berdasarkan pemerataan 5% tapi merata daripada 7% tapi hanya membuat orang kaya satu atau dua orang,” pungkasnya. []
SUMBER: DETIK