SEBUAH penelitian tentang cepatnya lapisan es di kutub mencair telah dipublikasikan pada jurnal Nature Climate Change. Penelitian ini dilakukan berdasarkan studi terbaru yang dilakukan para ilmuwan dengan menggunakan pemodelan iklim dari Met Office Hadley Centre Inggris.
Dengan pemodelan tersebut, para ilmuwan mampu membandingkan es laut Arktika selama periode interglasial (kondisi bumi sekitar 127 ribu tahun lalu) akhir dengan kondisi sekarang, seperti yang dikutip dari The Independent.
BACA JUGA: Penelitian: Perubahan Iklim Bisa Membunuh 1,5 Juta Warga India Tiap Tahun
Para peneliti mengatakan, bukti yang mereka temukan menunjukkan bahwa Arktika bisa kehilangan es laut sepenuhnya dalam waktu 15 tahun. Berdasarkan model iklim, sinar matahari musim semi yang intens mengakibatkan terciptanya “kolam lelehan.”
Kolam lelehan ini sangat penting karena menentukan seberapa banyak sinar matahari yang akan diserap lapisan es dan mana yang direfleksikan kembali ke luar angkasa.
Es memiliki tingkat pemantulan yang lebih tinggi dibanding air. Dengan kata lain, saat kolam lelehan tercipta—apalagi dalam ukuran yang cukup besar—maka sinar matahari yang terserap ke Bumi jauh lebih banyak. Pada akhirnya, peristiwa ini menyebabkan es yang tersisa di Kutub semakin mencair.
BACA JUGA: 4 Dampak Buruk Perubahan Iklim Dunia
“Kami tahu Arktika sedang mengalami perubahan signifikan seiring memanasnya Bumi. Dengan memahami apa yang terjadi pada periode interglasial, kita dapat memprediksi kondisi di masa depan,” kata Dr Louise Sime, ahli pemodelan paleoiklim dari British Antartic Survey.
“Kemungkinan es laut di Arktika akan menghilang pada 2035. Oleh sebab itu, kita harus berfokus pada upaya pengurangan karbon secepat mungkin,” pungkasnya. []
SUMBER: NATIONAL GEOGRAPHIC