SEORANG pakar kesehatan, Dr. Kuo, meneliti dan membandingkan proses perjalanan mie instan dan mie segar dalam organ pencernaan manusia. Dari hasil yang dia dapat, mie instan ternyata membutuhkan proses metabolisme yang cukup lama dibanding dengan mie segar.
Dilansir dari Life Hack (17/6/2020), Dr. Kuo yang secara khusus meneliti proses pengolahan di dalam perut manusia mengungkapkan ternyata mie instan cenderung membutuhkan waktu lama untuk diproses. Organ tubuh dipaksa bekerja lebih keras saat mie instan masuk ke dalam perut.
BACA JUGA:Â Mie Instan untuk Kesehatan, Mengapa Tidak Baik untuk Pencernaan?
Dalam meneliti hal ini, Dr. Kuo memasukkan kamera berukuran kecil ke dalam perut orang yang baru saja menyantap mie instan. Ia lantas membandingkan dengan orang yang makan mie segar buatan sendiri.
“Hal yang paling mengejutkan tentang percobaan kami ini ketika melihat pada interval waktu. Katakanlah dalam satu atau dua jam, kami melihat mie instan yang diproses di dalam perut tidak terlalu rusak (hancur) dibandingkan mie buatan sendiri,” kata Dr. Kuo.
Dalam rekaman kamera terlihat setelah dua jam, mie segar hampir sepenuhnya dicerna, organ dalam perut memecah mie sebagaimana mestinya. Kemudian dibandingkan dengan mie instan yang walaupun sudah dicerna selama 2 jam tapi bentuknya masih utuh.
Kamera mikro seukuran kapsul vitamin ini merekam aktivitas perut selama 32 jam. “Apa yang kami lihat di sini adalah organ perut bolak-balik mencoba menggiling mie instan,” jelas Dr. Kuo.
Penelitian ini membuktikan kalau mie instan lebih sulit dicerna. Organ dalam perut juga seolah dipaksa terus menerus menghancurkan tekstur mie instan agar bisa masuk ke tahap metabolisme selanjutnya.
Dr. Kuo beranggapan, bahan yang membuat mie instan sulit dicerna adalah pengawet Terriary-butyl hydroquinone (TBHQ). TBHQ adalah aditif yang biasa digunakan dalam makanan olahan murah, seperti mie instan dan popcorn instan.
BACA JUGA:Â BPOM Tarik Mie Instan Asal Korea Selatan Ini, Haram
FDA mengatakan bahwa TBHQ tidak boleh melebihi 0,02 persen dari kandungan minyak dan lemak makanan. Sejumlah kecil TBHQ mungkin tidak akan membunuh Anda tetapi berpotensi dapat memiliki efek jangka panjang pada kesehatan seperti melemahnya organ tubuh dan timbulnya kanker serta tumor.
Sayangnya, penelitian Dr. Kuo terlalu minim data. Masih banyak serangkaian tes lainnya yang perlu diuji demi mendapatkan data yang valid. Tapi sebagai langkah antisipasi, sebaiknya kurangi konsumsi makanan olahan dan makanan instan agar organ tubuh tetap sehat dan bekerja normal sebagaimana mestinya. []