JAKARTA—Pakar kesehatan telah mewanti-wanti agar tidak terlalu sering mengonsumsi mi instan. Punya banyak aneka rasa, mudah dimasak dan murah membuat mi instan jadi favorit banyak orang, khususnya bagi anak-anak indekost.
Namun tetap saja sebagai makanan instan, mi instan memiliki efek negatif bagi tubuh karena mengandung bahan pengawet dan perasa yang tidak alami. Bahkan mi instan dapat memicu kanker terutama kepada anak-anak.
BACA JUGA: Indonesia jadi Negara Penikmat Mi Instan Terbesar Kedua di Dunia
Hal ini diungkapkan oleh dokter Spesialis Bedah dan Ahli Kankaer Saluran Cerna RS Kanker Dharmais dr. Fajar Firsyada, Sp.B-KBD dalam acara Cancer Information and Support Center (CISC) di Jakarta, Kamis (20/12/2018).
Fajar mengisahkan, baru-baru ini ia mendapatkan kasus kanker lambung stadium 4 pada pasieun anak yang berusia 13 tahun.
“Dalam dua tahun terakhir, pasien ini tidak mau makan bila tidak makan mi instan. Pasien juga tidak ada riwayat kanker dari keluarganya. Begitu ditanya pola makan, ternyata makanan tersebut menjadi penyebabnya,” kisahnya.
Menurutnya, sel normal dapat berubah menjadi sel kanker itu karena sel tersebut kontak dengan bahan asing yang bersifat karsinogenik atau memicu sel kanker dalam tempo yang lama dan jumlah yang besar.
“Jadi, sangat disarankan tidak terlalu sering mengonsumsi mi. Apalagi, sekarang ini mi dibuat versi besar,” ujar Fajar.
Ia menegaskan,bukan berarti mengonsumsi mi instan itu membuat kanker. Namun berdasarkan hasil penelitian itu makanan yang diawetkan dalam waktu yang lama itu meningkatkan risiko terjadinya kanker di saluran cerna dari lambung sampai usus.
BACA JUGA: Konsumsi Mi Instan Asal Korea, Risiko Terkena Penyakit Kardiovaskular?
Kalau pun ada tambahan sayuran dalam penyajian mi instan itu seperti sawi atau pokcoy, lanjut Fajar, tidak akan berpengaruh banyak.
“Solusinya, kita harus mengendalikan konsumsi makanan yang diawetkan, daging merah, daging olahan seperti patty burger, nugget, juga makanan yang serba dibakar dengan arang. Sebab, arang sendiri itu bersifat karsinogenik,”terangnya. []
SUMBER: AKTUAL