DAHULU di negeri Palestina hidup tiga pemeluk agama dengan damai. Islam, Nasrani dan Yahudi.
Saat Romawi berkuasa, Yahudi diusir dan hanya diijinkan masuk ke Yerusalem kecuali sekali dalam setahun, yaitu ‘The Ninth day of Ab’, untuk menangisi runtuhnya Temple of Solomon di Gunung Zaitun.
Tercatat dalam sejarah, saat Crusader datang, 70.000 Muslim dan Yahudi dibantai di dalam Kota Tua Yerusalem.
Berbeda halnya ketika Yerusalem jatuh ke tangan pemerintahan Islam. Saat Umar bin Khattab akan menerima kunci kota dari Patriarch Sophronius, Umar memberikan jaminan keamanan pada Kristen setempat. Rumah mereka tidak akan direbut. Gereja mereka tidak akan diganggu. Muslim yang akan menetap di Yerusalem akan mengambil tanah kosong. Yahudi diijinkan kembali menetap di dalam Yerusalem. Puluhan keluarga Yahudi dari Tiberias datang dan hidup damai dalam pemerintahan Islam.
Kurang seratus tahun setelah pembantaian seluruh penghuni Yerusalem oleh Crusader, Salahudin Al Ayubi membebaskan Palestina tanpa pertumpahan darah pada 1187 M. Ia membebaskannya lewat perjanjian damai dengan Tentara Salib. Sejak itu sampai di bawah Dinasti Ottoman, Turki Ustmaniyyah, Yerusalem adalah simbol perdamaian tiga pemeluk agama di tanah suci mereka.
Salahudin bahkan menitipkan kunci gereja terpenting umat Kristiani, Holy Sepulchre, pada keluarga Muslim supaya hilang pertentangan antara sesama pemeluk Kristen. Demi perdamaian di tanah suci tiga agama Samawi. Sampai sekarang, kunci gereja itu masih dijaga keluarga yang sama.
Sedangkan yang terjadi sekarang, sungguh jauh berbeda. Israel mencaplok tanah Palestina. Penjajajah ini telah dirancang sejak abad 19, saat Palestina berada dibawah kendali Dinasti Ottoman. Saat itu Inggris dan sekutunya terus menyerang dan melemahkan Ottoman.
Pada 1917, Perdana Menteri Inggris, resmi mendukung pendirian “Home Land” bagi Yahudi lewat Deklarasi Balfour.
Setelah itu, Imigrasi besar-besaran Yahudi terjadi secara bertahap ke Palestina. Pada 1987 di Yerusalem saja, penduduk muslim menyusut hingga 28 persen, yaitu sebanyak 475.000. Sedangkan pada tahun 1873, sebelum gelombang pertama imigrasi Yahudi ke Palestina, jumlah penduduk muslim di Yerusalem mencapai 73 persen.
Sejak deklarasi, sekitar 90.000 Yahudi tiba di Palestina. Pada 1925 saja, Yahudi telah membeli 44.000 hektar tanah dari keluarga-keluarga Palestina.
14 Mei 1948, Inggris pergi dari Palestina dan dideklarasikan lah pendirian Israel oleh Zionis. Saat itu pula Israel secara resmi diakui oleh PBB sebagai negara berkedaulatan di dalam wilayah Palestina.
Pada 1948, peperangan meletus. Pembantaian brutal dilancarkan oleh paramiliter Israel. Tentara Irgun dan Lehi bergabung menyerang desa Muslim di sebelah barat Yerusalem. Yahudi menjatuhkan granat ke rumah-rumah dan membantai para lelaki, perempuan, dan anak-anak.
Tragedi ini dikenal dengan nama Nakhba, dimana 600.000-700.000 rakyat Palestina meninggalkan dan kehilangan rumah mereka. Sampai saat ini, wilayah Palestina terus menyusut hingga tersisa 10% saja.
pada 1967 terjadi Pertempuran Enam Hari yang brutal. Pertempuran ini melibatkan Israel, melawan Syria, Mesir, Jordan, dan Iraq.
Perang Enam hari membuat Pemerintahan Israel, Knesset, pada 30 Juli 1980 memproklamasikan kekuasaan meliputi Jarusalem timur dan barat.
Perlawanan rakyat Palestina kembali meletus Pada 9 Desember 1987, di Gaza dan menyebar ke Yerusalem. Para pemuda turun ke jalan melemparkan batu tanpa kenal takut kepada penjajah Israel. Gerakan perlawanan ini mereka namakan dengan Intifada.
Sampai sekarang konflik ini belum mencapai titik damai, apalagi Amerika Serikat beberapa waktau lalu justru mendeklarasikan pengakuan bahwa Yerusalem (yang merupakan wilayah Palestina) sebagai ibu kota Israel.
Dunia mengecam pernyataan itu. Dewan Keamanan PBB bahkan mengadakan voting soal resolusi tentang dua negara yang selama ini jadi pegangan bagi perdamaian Israel-Palestina. Namun, serangan Israel dan korban warga sipil Palestina masih terus berjatuhan seiring protes dan perjuangan mempertahankan Yerusalem dan Al Quds. []
SUMBER:
MICHAEL C HUDSON |THE TRANSFORMATION OF JERUSALEM, DALAM JERUSALEM IN HISTORY |OLIVE BRANCH PRESS.
S.S MONTEFIORE | JERUSSALEM THE BIOGRAPHY | PUSTAKA ALVABET.
ALJAZEERA | THAYYIBA