KEMERDEKAAN Indonesia tak lepas dari peran dan dukungan dari negara lain. Salah satunya adalah Palestina. Saat itu, Palestina juga tengah dijajah oleh Israel. Namun karena rasa peraudaraan dan ukhuwah sesama muslim, mereka tak ragu untuk menggaungkan semangat kepada negeri ini untuk merdeka.
Setahun sebelum Indonesia merdeka, tepatnya 6 September 1944, seorang Syekh Amin Al Hussaini yang tinggal di Yerusalem namun saat itu berada di pengasingan Jerman, melakukan seruan dan mengobarkan semangat agar Indonesia memerjuangkan kemerdekaan. Seruan itu disiarkan melalui radio dan menjadi viral di tanah Palestina hingga menggaung ke ibu pertiwi.
Bukan hanya itu, seorang pengusaha asal Palestina rela memberikan seluruh hartanya untuk digunakan para pejuang Indonesia merebut kemerdekaan.
Tahun 1938 hal yang sama juga dilakukan oleh KH. Hasyim Asyari, pendiri Nahdhatul Ulama. Ia memprakarsai pengumpulan dana untuk membantu rakyat Palestina. Hasyim Asyari juga menyerukan jemaahnya untuk melakukan qunut nazilah di tiap shalat 5 waktu.
Kini Indonesia telah merdeka. Kita patut syukuri karena usia kemerdekaan telah mencapai 71 tahun. Akan tetapi, melihat dukungan dan semangat yang diberikan oleh rakyat Palestina ketika itu, menyisakan pertanyaan, apa yang sudah kita berikan untuk saudara kita di sana?
Jika melihat dalam UU tertulis bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Pernyataan itu jelas bahwa konstitusi kita menolak segala bentuk penjajahan.
Jika kita lihat hari ini, ada ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia kepada Palestina saat ini. Kita tahu, dukungan Palestina terhadap Indonesia sebelum merdeka adalah pembentukan satu negara. Seruan berdirinya negera Indonesia tanpa membagi wilayah kepada Belanda. Namun, saat OKI beberapa bulan lalu di senayan, pemerintah kita justru menyerukan solusi 2 negara. Artinya, Indonesia menyarankan agar palestina mau membagi tanahnya dengan Israel. Langkah itu menunjukan ketidakkonsistenan Pemerintah Indonesia terhadap UU yang melawan penjajahan. Tentunya kita juga tak akan mau jika harus membagi wilayah dengan Belanda. []
Dirangkum dari bincang Dunia Islam di Radio Dakta bersama Kadiv Kajian Global Centre for Islamic and Global Studies.