GAZA–Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam penutupan Masjid Al-Aqsha dan mendesak masyarakat internasional, bangsa Arab, serta umat Islam untuk segera menyelamatkan Masjid suci tesebut dari jajahan Israel.
“Pemerintah Israel, dibawah pimpinan Benjamin Netanyahu bertanggung jawab penuh atas perbuatan agresifnya, tindakan tidak sah dan pelanggaran nyata atas status Masjid Al-Aqsha sejak 1967,” kata Kementerian itu dalam sebuah pernyataan yang dikutip media lokal, Ahad (16/7/2017) malam.
Pernyataan ini muncul setelah Israel kembali menutup Masjid Al-Aqsha dan melarang warga Palestina menunaikan shalat Jumat.
Kendati demikian, Kementerian itu mengungkapkan bahwa hingga saat ini reaksi masyarakat internasional masih belum bisa menekan Zionis agar segera menghentikan agresi yang mereka lakukan.
Pada Ahad (16/5/2017), Masjid Al-Aqsha didatangi banyak polisi Israel yang sedang melakukan penyidikan terkait tewasnya dua anggota polisi Yahudi usai diserang tiga orang diduga warga Palestina di area Masjid.
Menurut penjaga Masjid Al-Aqsha, Samri mengatakan bahwa dirinya menolak pemeriksaan yang dilakukan aparat kepolisian Isarel di tempat tersebut.
Samri mengatakan pintu masuk saat ini diperkenankan hanya melalui Pintu Gerbang Domba, tempat alat pendeteksi logam sudah dipasang. “Sebagai langkah pertama, hanya warga Yerusalem, termasuk Yerusalem Timur, yang akan diizinkan masuk,” katanya.
Pada Sabtu (15/7/2017), Israel mengumumkan Masjid Al-Aqsha akan dibuka lagi setelah polisi memperkuat langkah pengamanan di sana, termasuk pemasangan alat baru pendeteksi logam dan CCTV yang dipasang di setiap sisi kompleks.
Sebelumnya, Jumat (14/7/2017) pagi, diduga tiga warga Palestina melepaskan tembakan di dekat gerbang Masjid Al-Aqsha dan menewaskan dua polisi Yahudi.
Setelah beberapa saat berlangsung baku tembak dengan aparat Polisi Israel. Tiga orang yang diduga warga Palestina tewas tertembak oleh polisi.
Masjid Al-Aqsha adalah tempat suci bagi umat Islam dengan sebutan Al-Haram Asy-Syarif. Sedangkan umat Yahudi menyebutnya Bukit Kenisah. []
Sumber: Xinhua