PALESTINA–Warga Palestina memperingati 15 tahun wafatnya Yasser Arafat, pemimpin sekaligus tokoh berpengaruh di Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Arafat yang juga dikenal dengan gelar Abu Ammar dinilai sebagai pelopor revolusi kontemporer yang melahirkan Gerakan Pembebasan Palestina Fatah. Lahirnya Fatah menguatkan eksistensi sekaligus identitas Palestina di mata dunia.
Dalam pernyataannya, Kedutaan Besar Palestina di Indonesia mengatakan bahwa peringatan hari kepergian Arafat merupakan sebuah peristiwa nasional yang penting bagi Bangsa Palestina. Peristiwa itu diabadikan oleh rakyat Palestina dan selalu berpegang teguh pada perjuangan dan kata-kata Arafat yang abadi di hati mereka: “Janji adalah janji dan sumpah adalah sumpah, yang mereka lihat jauh tapi kita melihatnya dekat, dan sungguh kitalah yang benar.”
Yasser Arafat yang bernama lengkap Mohammed Abdel Rahman Abdel Raouf Arafat al-Qudwa al-Husseini, orang yang mewujudkan perjuangan Palestina untuk menjadi negara berdaulat selama lebih dari 40 tahun, wafat pada 11 November 2004. Menurut laporan medis yang dirilis, Arafat meninggal di sebuah rumah sakit di dekat Paris karena stroke hemoragik masif. Namun, dokter pribadinya, Ashraf al-Kurdi dan ajudan Bassam Abu Sharif, percaya bahwa keracunan menjadi penyebab kematian Arafat yang diskenariokan Israel.
BACA JUGA: Israel Bombardir Gaza, 7 Tewas dan 30 Orang Palestina Luka-luka
Arafat meninggal setelah mengonsolidasikan pendekatan revolusioner yang solid untuk menentang semua posisi, konspirasi dan blokade yang dikenakan padanya. Dia juga dianggap tidak pernah berkompromi terhadap pelanggaran hak-hak bangsa Palestina dan prinsip-prinsipnya.
Sebuah tanda utama dari warisan Arafat muncul dari Konferensi Madrid 1991 dan Kesepakatan Oslo 1993 ketika PLO mengakui hak Israel untuk hidup dalam damai dan menolak “kekerasan dan terorisme.”
Kesepakatan itu juga berarti kondisi baru bagi Palestina untuk menerima, seperti menyerahkan lebih dari 60 persen Tepi Barat di bawah kendali Israel dan koordinasi keamanan antara Israel dan Palestina. Tapi apa yang perjanjian itu tidak pernah bawa ke rakyat Palestina adalah pendirian negara, itulah sebabnya warisan yang ditinggalkan oleh Arafat, yang mencapai puncaknya dalam perjanjian ini dan Hadiah Nobel Perdamaian, sering diyakini sebagai kematian perjuangan Palestina untuk kebebasan.
BACA JUGA: Sejak 2012, 180 Ribu Yahudi dari Seluruh Dunia Emigrasi ke Palestina
Selain mengenang sosok Arafat, Bangsa Palestina juga punya sejumlah catatan sejarah selama bulan November. Peristiwa penting dalam sejarah Palestina selama bulan November itu meliputi Deklarasi Balfour yang digunakan sebagai dasar pembentukan Zionis Israel dan pemecah Bangsa Palestina hingga Deklarasi Kemerdekaan Palestina yang diumumkan almarhum Yasser Arafat pada 15 November 1988.
Bulan November juga bertepatan dengan Hari Solidaritas Internasional 29 November dengan Rakyat Palestina, yang diadopsi oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1977. Penetapan Hari Solidaritas Internasional ini menegaskan kedudukan dan solidaritas dunia internasional dengan rakyat Palestina yang sedang berjuang untuk merebut hak nasional mereka untuk kembali dan menentukan jalan hidup mereka. []
SUMBER: RFI.FR