SEORANG wanita baru menikah dengan pria yang dicintainya dan tinggal serumah bersama ibu mertuanya. Awalnya baik-baik saja, namun tidak lama setelah mereka berumah tangga, sangat terasa banyak ketidakcocokan di antara menantu dan sang mertua.
Hampir setiap hari terdengar kritikan dan omelan dari ibu mertua. Percekcokan pun seringkali terjadi. Apalagi sang suami tidak mampu berbuat banyak atas sikap ibunya.
Saat sang menantu merasa tidak tahan lagi dengan temperamen buruk dan dominasi ibu mertuanya, dia pun akhirnya memutuskan untuk melakukan sesuatu demi melampiaskan sakit hati dan kebenciannya.
BACA JUGA: 5 Langkah Sukses Taaruf ke Calon Mertua
Pergilah si menantu menemui teman baik ayahnya, yaitu seorang penjual obat ramuan tradisional.
Wanita itu menceritakan kisah sedih dan sakit hatinya dan memohon agar dapat diberikan bubuk beracun untuk membunuh ibu mertuanya.
Setelah berpikir sejenak, dengan senyumnya yang bijak, si paman menyatakan kesanggupannya untuk membantu, tetapi dengan syarat yang harus dipatuhi si menantu.
Sambil memberi sekantong bubuk ramuan yang dibuatnya, sang paman berpesan…
Nak, untuk menyingkirkan mertuamu, jangan memberi racun yang bereaksi cepat, agar orang-orang tidak akan curiga.
Karena itu, saya memberimu ramuan yang secara perlahan akan meracuni ibu mertuamu.
Setiap hari campurkan sedikit ramuan ini ke dalam masakan kesukaan ibu mertuamu dari hasil masakanmu sendiri.
Kamu harus bersikap baik, menghormati, dan tidak berdebat dengannya.
Perlakukan dia layaknya sebagai ibumu sendiri, agar saat ibu mertuamu meninggal nanti, orang lain tidak akan menaruh curiga kepada kamu.
Dengan perasaan lega dan senang, diturutinya semua petunjuk sang paman penjual obat. Dilayaninya sang ibu mertua dengan sangat baik dan penuh perhatian.
Setiap hari, ia menyuguhkan aneka makanan kesukaan si ibu mertua.
Tidak terasa, empat bulan telah berlalu dan terjadilah perubahan yang sangat besar.
BACA JUGA: Menakjubkan, Menantu Ini Urus Mertuanya Layaknya Orangtua Sendiri
Dari hari ke hari, melihat sang menantu yang bersikap penuh perhatian kepadanya, ibu mertua pun merasa tersentuh. Ia berbalik mulai menyayangi si menantu bahkan memperlakukannya seperti anaknya sendiri.
Dia juga memberitahu teman-teman dan kenalannya bahwa menantunya adalah wanita yang penuh kasih dan menyayanginya.
Menyadari perubahan positif ini, sang menantu cepat-cepat datang lagi menemui sang paman penjual obat, “Tolong berikan kepada saya obat pencegah racun pembunuh ibu mertua saya. Setelah saya patuhi nasihat paman, ibu mertua saya berubah sangat baik dan menyayangi saya seperti anaknya sendiri. Tolong paman, saya tidak ingin dia meninggal karena racun yang telah saya berikan.”
Sang paman tersenyum puas dan berkata…
Anakku, kamu tidak perlu khawatir…
Bubuk yang saya berikan dulu bukanlah racun, tetapi ramuan untuk meningkatkan kesehatan.
Racun yang sebenarnya ada di dalam pikiran dan sikapmu terhadap ibu mertua.
Sekarang semua racun itu telah punah oleh kasih dan perhatian yang kamu berikan padanya.
Cerita di atas mengajarkan kepada kita betapa luar biasanya kekuatan kasih dan kekuatan perhatian.
***
Kasih dan perhatian mendatangkan kepedulian, ketulusan, dan kerelaan untuk berkorban.
Kasih dan perhatian mampu melepaskan kita dari belenggu kesalahpahaman, meluluhkan ketidakpedulian, hati yang keras, dan pikiran yang penuh kebencian.
Kasih dan perhatian juga mendatangkan kedamaian dan merekatkan perbedaan menjadi suatu kedekatan yang menyenangkan.
Jika setiap hari kita mau memberikan kasih dan perhatian kepada orang di sekeliling kita, maka kehidupan kita pasti akan lebih bermakna dan berbahagia. []
SUMBER: IPHINCOW