WAKIL Ketua Umum PAN Yandri Susanto menduga penyebab retaknya hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan PDIP tak terlepas dari pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri soal Jokowi tak ada apa-apa tanpa PDIP. Menurutnya, pidato itu membuat Jokowi dan PDIP pisah perahu.
“Saya mungkin memaklumi ini pisah perahu. Kenapa? Diputar lagi, banyak. Misal Bu Mega mengatakan, ‘Ini Pak Jokowi kalau nggak ada PDIP nggak ada apa-apanya, kashian dah’,” kata Yandri dalam acara Adu Perspektif detikcom bersama Total Politik, Rabu (15/11/2023).
Yandri menduga Jokowi memilih jalan yang berbeda setelah ada pidato Megawati itu. Jokowi dinilai memiliki perasaan ada kekuasaan dan punya pengikut banyak.
BACA JUGA: Bobby Dukung Prabowo-Gibran, PDIP Singgung Pernah Beri Karpet Merah
“Mungkin, ya mungkin. Ini sebagai manusia, yang punya merasa kekuasaan, pengikut banyak, mengambil jalan berbeda,” katanya.
Namun, Yandri tak meragukan daya tahan PDIP dalam mengatasi masalah. “Saya lihat PDIP sudah terlatih menghadapi persoalan selama ini,” katanya.
Yandri menilai PDIP terlalu jauh menilai dan mengeluarkan isu dugaan kecurangan pemilu.
“Tapi yang sekarang, saya lihat PDIP agak terlalu jauh menilai perjalanan demokrasi hari ini menurut saya kita fokus saja,” katanya.
Untuk diketahui, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sudah ditetapkan menjadi cawapres Prabowo Subianto. Pilihan itu pun membuat Gibran diminta mengembalikan kartu tanda anggota.
BACA JUGA: Debat Panas dengan Ketua DPP PAN, Politisi PDIP Bicara Cawapres Selundupan
Kemudian, putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangaret memilih bergabung PSI dan kini menjabat sebagai Ketum PSI. Kaesang memilih tak bergabung ke PDIP seperti sang ayah dan kakaknya, Gibran.
Selain itu, menantu Jokowi, Bobby Nasution juga menyatakan dukungannya terhadap Prabowo-Gibran. PDIP menyatakan Bobby sudah tak lagi memenuhi syarat sebagai kader. []
SUMBER: DETIK