SEBENTAR lagi Ramadhan tiba. Cuaca panas pun seakan melatih kita untuk bersiap-siap menghadapinya, seraya berdoa “Ya Allah selamatkan aku agar bisa bertemu Ramadhan dan selamatkan Ramadhan agar bisa bertemu denganku, dan terimalah amal-amalku Ya Allah”.
Namun walau teriknya matahari membakar kulit kita, itu semua tidak membuat kita berburuk sangka kepada-Nya. Melainkan menjadikan kita takut akan murka-Nya dan kekuasaan-Nya.
Benarlah apa yang dikatakan oleh Fudhail bin Iyadh, خوف العبد على الله على قدر معرفته به Takutnya seorang hamba kepada Allah sejauh mana pengenalannya kepada-Nya.
BACA JUGA: Ketika Nabi Mendengar Unta yang Menangis Kepanasan
Cuaca panas adalah nafas dari nafas Jahannam. Sebagaimana sabda Nabi SAW, Neraka mengadu kepada Rabb-Nya dengan berkata, “Ya Rabb sebagian diriku memakan sebagian yang lain”, lalu Allah mengizinkan mereka untuk bernafas dua kali dalam setahun, yaitu nafas pada musim dingin dan nafas pada musim panas. Maka saat kalian mendapati panas yang menyengat itu adalah bagian dari semburan neraka jahannam dan saat kalian mendapatkan dingin yang menusuk itu adalah bagian dari dinginnya jahannam.” (Muttafaq alaih dari Abi Hurairah)
Udara yang panas dan pengap adalah sarana untuk mengingat dahsyatnya siksa neraka. Bahkan serendah-rendahnya siksa neraka adalah seseorang yang di kakinya ditaruh kerikil panas. Saking panasnya lalu otaknya jadi mendidih. Itulah siska yang di berikan kepada Abu Thalib, ia diringankan siksanya karena pernah mendukung dakwah Nabi SAW.
Buya Hamka dalam tafsir al Azhar mengatakan bisa saja penemu-penemu ilmu yang kafir dimana penemuannya bermanfaat bagi masyarakat, seperti listrik yang ditemukan oleh Thomas Alfa Edison, bahwa mereka mendapatkan keringanan azab di neraka.
Kaum salafus shalih banyak mengingat neraka ketika masuk mandi dan hal itu menjadi ibadah bagi mereka. Mungkin kamar mandi saat itu pengap dan panas tidak seperti saat ini yang nyaman dan terkadang kita betah di dalamnya.
Ibnu Wahab masuk kamar mandi lalu terdengar suara orang yang membaca ayat, “Dan ingatlah ketika mereka berbantah bantah dalam neraka.” (Ghafir : 47) Kemudian ia pingsan.
Ketika cuaca panas membuat kita cepat berkeringat, Allah pun memberikan kita keringanan untuk bisa mengakhirkan shalat. Sebagaimana tutur Nabi SAW terkasih, “Apabila panas menyengat, maka tundalah shalat zuhur hingga cuaca tidak terlalu panas, karena sesungguhnya panas yang menyengat itu adalah bagian dari semburan Jahannam.” (Muttafaq alaih)
Cuaca panas juga menjadi sarana renungan untuk kita ketika berdiri di padang mahsyar nanti, menanti hisab yang panjang dan menunggu keputusan apakah ke syurga kita digiring atau neraka yang menjadi tempat kembali kita, seraya berdoa, “Ya Allah jauhkan kami dari neraka dan apa apa yang mendekatkanya dari perkataan dan perbuatan”.
Salah seorang salafus shalih ketika ia pulang shalat Jumat di tengah terik matahari, maka ia membayangkan tentangnya bubarnya orang-orang setelah di hisab amal perbuatannya. Karena sesungguhnya hari kiamat itu terjadi pada hari Jum’at.
Melakukan puasa saat musim panas juga dapat melipat gandakan pahala, karena kerongkongan benar-benar sangat kering ketika itu, namun kita berhasil menyempurnakan puasa sampai matahari terbenam. Kaidah fiqh mengatakan, الأجر على قدر المشقة pahala itu sesuai dengan kesulitan yang dilalui.
Muadz bin Jabal pernah merasa menyesal saat hendak meninggal karena terlewatkan untuk melakukan puasa saat musim panas dan ulama ulama lainnya.
BACA JUGA: Ini Manusia Pertama yang Merasakan Panasnya Api Neraka Jahanam
Diriwayatkan bahwa Abu Bakar ra berpuasa pada musim panas dan berbuka pada musim dingin.
Rajab dan Sya’ban biasanya panas menyengat, itu semua adalah tarbiyah Allah agar kita terbiasa saat Ramadhan nanti. Mari kita makmurkan bulan-bulan haram ini dengan memperbanyak sedekah, puasa, shalat malam dan membaca Al-Quran.
Semoga Allah berkahi kita dibulan Rajab dan Sya’ban ini, dan Allah sampaikan usia kita hingga Ramadhan nanti agar kita bisa menikmati jamuannya yang suci dan indah itu. []
Faisal Kunhi
Imam Masjid Sirothol Mustaqim, Ansan Korea Selatan
Gontor, S1 UIN Syarif Hidatatullah Jakarta, S2 : Institut Ilmu AlQuran
*#Share berkahnya ilmu*
*#Join channel Telegram:*
https://t.me/joinchat/AAAAAERt3deogV8PX4M0Qg untuk mendapatkan tulisan saya setiap hari