SHALAT merupakan ibadah yang sangat penting dalam Islam dan merupakan tiang agama. Setiap Muslim diwajibkan untuk melaksanakan shalat fardhu lima waktu dalam sehari semalam. Dalam pelaksanaannya, setiap madzhab memiliki sedikit perbedaan dalam tata cara pelaksanaan shalat, salah satunya adalah Madzhab Imam Syafi’i. Dalam artikel ini, kita akan membahas tata cara shalat fardhu menurut Madzhab Imam Syafi’i, agar dapat dilaksanakan dengan benar dan sesuai dengan ajaran Islam.
1. Niat Shalat
Shalat dimulai dengan niat. Dalam Madzhab Syafi’i, niat shalat harus dilakukan dalam hati, dan tidak perlu diucapkan dengan lisan. Niat harus sesuai dengan jenis shalat yang akan dilaksanakan, misalnya niat shalat Subuh, Dhuhur, Asar, Maghrib, atau Isya. Sebagai contoh, untuk shalat Subuh, niatnya adalah, “Sahaja aku niat shalat fardhu Subuh 2 rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”
Niat ini dilakukan dalam hati dan diikuti dengan takbiratul ihram. Niat yang ikhlas dan benar adalah syarat utama diterimanya shalat.
BACA JUGA: Bagaimana Hukum Shalat Subuh saat Matahari Sudah Terbit?
2. Takbiratul Ihram
Setelah niat, langkah selanjutnya adalah mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga atau bahu sambil mengucapkan Allahu Akbar. Takbiratul Ihram ini menandakan dimulainya shalat. Pada Madzhab Syafi’i, kedua tangan harus diangkat dengan posisi jari-jari terbuka lebar, dan tidak perlu mengangkat kedua tangan saat takbir setelah itu.
3. Berdiri dengan Khusyuk
Pada Madzhab Syafi’i, posisi berdiri saat shalat sangat penting. Selama berdiri, usahakan untuk menjaga khusyuk dan memusatkan perhatian pada Allah SWT. Pandangan mata sebaiknya tidak berkeliling, tetapi tetap fokus pada tempat sujud.
4. Membaca Surah Al-Fatihah dan Surah Setelahnya
Setelah takbiratul ihram, membaca Al-Fatihah adalah kewajiban dalam setiap rakaat, baik bagi makmum maupun imam. Pada Madzhab Syafi’i, membaca surah Al-Fatihah adalah wajib bagi setiap individu yang shalat, kecuali bagi makmum yang mengikuti imam. Jika seseorang menjadi makmum, ia cukup mendengarkan bacaan imam dan tidak perlu membaca Al-Fatihah, kecuali pada shalat yang tidak ada suara imamnya, seperti pada shalat subuh, maghrib, dan isya’.
Setelah Al-Fatihah, disunnahkan membaca surah pendek dari Al-Qur’an. Jika tidak dapat membaca surah lain, membaca Al-Fatihah sudah cukup.
5. Ruku’ dan I’tidal
Setelah membaca surah, maka dilanjutkan dengan ruku’. Pada Madzhab Syafi’i, saat ruku’, punggung harus sejajar dengan kepala, dan kedua tangan harus diletakkan pada lutut dengan jari-jari terpisah. Dalam posisi ruku’, kita mengucapkan Subhana Rabbiyal Adzim sebanyak tiga kali.
Setelah itu, bangun dari ruku’ dengan mengucapkan Sami’ Allahu liman hamidah, Rabbana lakal hamd (Allah mendengar orang yang memuji-Nya, Ya Rabb kami bagi-Mu segala puji).
6. Sujud dan Duduk di Antara Dua Sujud
Sujud dilakukan dengan meletakkan dahi, hidung, kedua tangan, kedua lutut, dan ujung kaki di lantai. Posisi tubuh harus rapat dengan lantai, dan disunnahkan untuk mengucapkan Subhana Rabbiyal A’la sebanyak tiga kali.
Setelah sujud pertama, duduklah sejenak sebelum melanjutkan sujud kedua. Duduk di antara dua sujud disebut jalsa dan disunnahkan untuk mengucapkan Rabbighfir li, Rabbighfir li (Ya Rabb, ampunilah aku, Ya Rabb ampunilah aku) dalam posisi ini.
BACA JUGA: Jadi Imam Shalat Padahal Belum Mandi Junub karena Lupa, Bagaimana?
7. Tasyahhud Akhir dan Salam
Setelah dua rakaat, pada rakaat kedua, duduklah dalam posisi tasyahhud (duduk tahiyat). Bacaan tasyahhud akhir adalah, At-tahiyyatu lilahi wassalawatu wattayyibat… diikuti dengan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Setelah tasyahhud akhir, salam dilakukan dengan mengucapkan Assalamu’alaikum warahmatullah ke kanan dan kiri untuk menandai berakhirnya shalat.
8. Hal-Hal yang Membatalkan Shalat
Beberapa hal yang membatalkan shalat dalam Madzhab Syafi’i antara lain:
-Mengucapkan kata-kata yang tidak termasuk dalam doa shalat.
-Bergerak terlalu banyak tanpa alasan.
-Melakukan perbuatan yang membatalkan wudhu (seperti buang air besar, kentut, dll).
-Meninggalkan rukun shalat dengan sengaja, seperti tidak ruku’ atau tidak sujud.
Penting bagi setiap Muslim untuk memahami tata cara shalat fardhu yang benar, terutama sesuai dengan ajaran Madzhab Imam Syafi’i. Shalat yang dilakukan dengan penuh kesadaran, khusyuk, dan sesuai dengan tuntunan syariat akan membawa berkah dan kemuliaan bagi pelakunya. Mari kita jaga kualitas shalat kita sebagai ibadah yang utama, agar dapat memperoleh ridha Allah SWT. []