SEPERTI kebanyakan politisi, Presiden Prancis Emmanuel Macron tampaknya gemar berpose dan narsis ketika di acara-acara publik.
Tapi, jangan sekali-sekali memanggil dia dengan nama panggilannya.
Seorang remaja nakal yang berani menyapanya, “Bagaimana kabarmu, Manu?” selama tamasya resmi di dekat Paris pada hari Senin pekan ini dibuat berwajah merah setelah menerima balasan yang tajam dari sentris berusia 40 tahun itu.
BACA JUGA: Macron: Saya Tak Suka Jilbab, Tapi Wanita Muslim Berhijab harus Ditoleransi
“Tidak, kamu tidak boleh melakukan hal itu, tidak, tidak, tidak, tidak,” kata Macron kepada anak muda yang sedang menunggu dengan sekelompok teman sekolahnya itu untuk menemuinya selama kunjungannya ke benteng Mont Valerien dekat Paris, di mana ratusan anggota Resistensi Prancis dieksekusi selama Perang Dunia II.
“Maaf, Pak Presiden,” kata remaja itu, tampak malu.
Tetapi Macron tidak membiarkan hal itu berlalu begitu saja.
Ia menasihati siswa SMP itu. “Kau sedang berada di sini, pada upacara resmi dan kau harus jaga sikap. Kamu boleh bersikap bodoh tetapi hari ini adalah Marseillaise, Chant des Partisans (lagu Resistance Prancis), jadi kamu harus memanggil saya ‘Tuan Presiden’ atau ‘Tuan’. Oke?”
“Kalau kamu ingin memulai sebuah revolusi, kamu harus belajar terlebih dahulu untuk mendapatkan gelar dan memberi makan diri kamu sendiri, oke? Dan kemudian kamu boleh menguliahi orang lain,” katanya.
Kejadian itu ditangkap kamera, dan secara luas dibagikan di media sosial.
Insiden ini terjadi persis ketika Macron sedang menghadapi kritik karena bahasa kasarnya beberapa waktu belakangan.
Dalam video resmi yang dibagikan oleh kantornya pekan lalu, dia mengeluh bahwa orang Prancis menghabiskan “jumlah yang gila” untuk jaminan sosial.
BACA JUGA: Prancis Miliki Bukti Rezim Assad Gunakan Gas Klorin
Para kritikus Macron menggelar video itu sebagai bukti bahwa yang mereka sebut sebagai “presiden orang kaya” itu tidak memiliki empati kepada orang miskin.
Tahun lalu, Macron juga megangkat menyebut para pemrotes yang menentang reformasi perburuhannya sebagai “pemalas”. []
Sumber: AFP – SBS