JAKARTA — Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa, sampai kapanpun TNI tetap bersatu dengan rakyat dan para ulama. Bersatunya TNI dengan rakyat dan ulama ini demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta melindungi keselamatan negara dan bangsa.
Demikian dikatakan Panglima TNI pada acara buka puasa bersama dengan ribuan tokoh masyarakat, tokoh adat, santri, ulama dan keluarga besar TNI-Polri, di Masjid Al-Munawar, Ternate, Maluku Utara, Rabu malam (7/6/2017) kemarin
Panglima TNI menyatakan bahwa, keberadaan personel TNI dan Polri dimanapun mereka berada adalah untuk melindungi dan menjaga masyarakat agar merasa aman dan tenang.
“Saya minta kepada seluruh masyarakat Indonesia, apabila mengetahui ada orang-orang yang tidak dikenal dan kemungkinan datang dari Marawi Filipina, segera laporkan kepada pihak kepolisian maupun TNI,” tegasnya.
Gatot Nurmantyo juga menuturkan tentang perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Hal ini dikarenakan Jenderal Sudirman merupakan seorang santri, guru agama dan menjadi kepala sekolah dari organisasi keagamaan yaitu Muhammadiyah, yang selalu menjalankan syariat Islam,” jelasnya.
Panglima TNI Jenderal TNI mengingatkan bahwa dalam memimpin tentara harus mengutamakan kaidah-kaidah agama dan bertutur kata yang halus, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Di hadapan ribuan jamaah yang hadir, Panglima TNI menceritakan bahwa ada seorang pemuda yang dalam waktu empat hari berhasil membangun tembok dengan teliti dan rapi, menggunakan 1.000 batu bata.
Namun, saat pemuda mengetahui dan melihat ada 2 batu bata yang tidak bagus pada bangunan tersebut.
Lanjut Gatot, lalu pemuda itu menyesali dan akan membongkar semua bangunan. Ketika pemuda tersebut hendak membongkar bangunannya, tiba-tiba ada seorang lelaki tua datang dan meminta air minum kepada pemuda tersebut.
Lelaki tua ini lantas memuji dan berkata, alangkah indahnya bangunan ini, siapa yang membangunnya tanya lelaki tua itu.
“Pemuda itu menjawab saya yang membangun tembok itu. Apakah Bapak tidak melihat ada 2 batu bata yang jelek? Lalu jawab lelaki tua, saya melihat ada 2 batu bata yang jelek, tetapi saya lebih menghargai 998 batu bata yang sempurna. Mendengar apa yang dikatakan lelaki tua tersebut, si pemuda menjadi sadar dan mengurungkan niatnya untuk membongkar bangunannya,” ungkap Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Dari cerita, Gatot ingin umat Islam mengambil hikmah, semua manusia memiliki kekurangan, yang sempurna hanya milik Allah SWT.
“Apabila kita melihat sesuatu, lihatlah yang baik dulu, baru yang jeleknya. Kalau mau menjadi orang yang luar biasa, pasti mempunyai banyak kebaikan dan sedikit kekurangannya,” pungkasnya.[]
Sumber: Republika