JOMBANG – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa peran kiai dan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan sangat besar, sehingga diharapkan dari sejarah akan semakin menumbuhkan kebersamaan baik antara santri, rakyat, dan TNI.
Panglima mengingatkan peran santri juga sangat besar, misalnya saat mempertahankan NKRI dari serangan sekutu. Mereka ikut berperang demi menghancurkan penjajah.
“Yang berhasil Mengusir dan menghancurkan kekuasaan Jenderal inggris Mallaby ialah kyai dan santri bukan TNI.” ujarnya seperti dikutip dari AntaraNews.
Selanjutnya, Ia mengatakan sengaja datang ke Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang. Selain silaturahim, juga ingin ziarah ke makam para pendahulu. Di pesantren tersebut terdapat makam para ulama, misalnya KH Hasyim Asyari yang juga pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama, KH Wahid Hasyim yang merupakan tokoh Islam, KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur, yang merupakan mantan Presiden.
Ziarah tersebut dilakukan dengan maksud untuk mengingatkan pada prajurit agar mencontoh jiwa juang yang diwariskan para pendahulu. Mereka tidak gentar menghadapi musuh, bahkan jika harus mengorbankan nyawa.
“Kami mentradisikan ziarah ke makam para mantan Presiden Republik Indonesia yang merupakan Panglima Tertinggi TNI dan juga Jenderal Soedirman. Kami juga berdoa agar beliau semua menjadi pahlawan dan syuhada,” katanya.
Ia juga menceritakan kontribusi para ulama juga sangat besar dalam upaya mempertahankan NKRI dari penjajah, termasuk peran dari KH Hasyim Asyari. Atas petunjuk ulama, keluarlah keputusan resolusi jihad yang berhasil menghalau penjajah.
Perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Kiai Abbas dari Buntet, Jawa Barat, atas perintah Kiai Hasyim, berlangsung pada 10 November 1945 dan dikenal sebagai Hari Pahlawan.
Dalam peringatan HUT Ke-72 TNI ini, tema yang diusung adalah “Bersama rakyat, TNI kuat”. Tema tersebut diambil juga merujuk pada sejarah yang tercatat selama ini.[]