JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmatyo mengatakan, Pancasila, Ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan sebuah hadiah terbaik Umat Islam untuk NKRI.
Ia melanjutkan, Pancasila merupakan produk dari pemikiran-pemikiran para ulama terdahulu untuk merumuskan dasar negara, termasuk Undang-Undang Dasar 1945.
“Dalam merumuskan ini, pembuka Undang-Undang Dasar 45 pun bahasanya berkat rahmat Allah yang maha kuasa, punya siapa itu? Islam,” ujarnya, seperti dikutip dari Republika, pada hari Jumat (6/10/2017) kemarin.
Pengajian yang bertemakan “Islam, TNI dan Kedaulatan Bangsa” tersebut, Gatot mengatakan, kemerdekaan Indonesia pun merupakan bagian besar dari perjuangan para Kyai yang memimpin dan menyatukan kekuatan Indonesia.
Kyai, kata dia, mengambil andil memobilisasi perjuangan kemerdekaan, bahkan saat itu Tentara Indonesia pun belum ada.
Gato juga menjelaskan, kelahiran Tentara Nasional Indonesia pun tidak terlepas dari peran besar umat Islam. Masa Kemerdekaan, Umat Islam yang menjaga kedaulatan adalah cikal bakal lahirnya Tentara Indonesia.
“Tentara asal usulnya berasal dari umat islam, sudah pasti itu, dari mana lagi? dalam konteks kedaulatan ini, para pejuang tersebut berpikir bahwa kita dalam menjaga kedaulatan harus membuat rambu-rambu, sehingga dibentuk BPUPKI yang isinya kyai juga,” ujar dia lagi.
Oleh karena itu, kata dia, jangan sampai ada sekelompok yang merasa paling berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Sebab, kata dia, fakta tak terpisahkan andil besar umat islam dalam kemerdekaan Indonesia tidak bisa terbantahkan lagi.
“Jadi, jaman sekarang ini jangan sok-sokan seolah-olah dia yang memerdekakan bangsa ini,” kata dia.
Sebab itulah, lanjut Gatot, apa yang menjadi landasan Indonesia saat ini, yakni Pancasila merupakan wujud umat Islam sebagai mayoritas di Indonesia mampu melindungi, dan menangi agama lainnya di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Barang siapa yang akan merubah Pancasila, kata dia, berarti menginginkan perpecahan Indonesia.
“Umat islam menaungi melindungi agama lainnya dengan membuat ketuhanan yang maha Esa. jangan dirubah lagi, itu warisan,” pungkasnya.[]