Al-Imam Al-Bukhari –rahimahullah- berkata :
مَا وضعتُ فِي كِتَابِي (الصَّحِيْحِ) حَدِيْثاً إِلاَّ اغتسلتُ قَبْلَ ذَلِكَ، وَصَلَّيْتُ رَكْعَتَيْنِ
“Tidaklah aku meletakkan satu hadits di dalam kitabku (Shohih Al-Bukhari) kecuali sebelumnya aku mandi dan shalat dua rakaat.” [ Siyar A’lamin Nubala’ : 12/402 ].
BACA JUGA: Imam Bukhari, Hadits dan Sang Ibunda
Dari sebagian masyaikh mereka berkata :
حَوَّلَ مُحَمَّدُ بنُ إِسْمَاعِيْلَ ترَاجِمَ جَامِعِهِ بَيْنَ قَبْرِ رَسُوْلِ اللهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وَمِنْبَرِهِ، وَكَانَ يُصَلِّي لِكُلِّ تَرْجَمَةٍ رَكْعَتَيْنِ .سير أعلام النبلاء (12/ 404)
“Muhammad bin Ismail (Al-Bukhari) mengubah tarjamah (bab-bab dalam shohihnya) di antara kuburan Rosulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan mimbarnya. Dan beliau shalat dua rakaat untuk setiap bab.” [ Siyar A’lamin Nubala’ : 12/404 ].
BACA JUGA: Ketika Imam Bukhari Hampir Difitnah
Keberkahan suatu buku, salah satunya ditentukan oleh ketaqwaan dan keshalihan pengarangnya – setelah kehendak Allah -. []
Facebook: Abdullah Al Jirani