JAKARTA–Sejumlah pakar pendidikan Islam dunia mengadakan pertemuan di Indonesia dalam rangka memberikan masukan terhadap bentuk Universitas Islam Internasional Indonesia, di Pullman Hotel, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat Selasa (26/11/2019).
Mereka membahas mengenai konsep ideal bagi Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang kini tengah dibangun di Depok, Jawa Barat dan direncanakan menjadi pusat studi keislaman dunia. Pertemuan yang dinamai Expert Meeting ini mengambil tema “Seizing The Moment For Inventing Muslim Civilization”
BACA JUGA:Â Lantik Rektor, Menag Harap UIII Jadi Rumah Moderasi Islam
UIII didirikan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2016 tentang Pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia yang mencakup bidang studi agama Islam, ilmu-ilmu sosial, humaniora dan sains teknologi.
Wakil Presiden RI, KH. Ma’ruf Amin yang hadir sebagai keynote speaker dalam acara itu mengungkapkan, pemerintah menginginkan UIII dapat menjadi perguruan tinggi internasional berkualitas global.
“Indonesia adalah negara islam demokratis terbesar di dunia. Kita layak menjadi rujukan pengembangan ilmu pengetahuan keislaman yang berkualitas global” katanya.
Sejak pertama kali masuk Indonesia pada abad ke 8, Islam berkembang pesat dan sukses diterima dengan baik tanpa perang. Para penyebar Islam menggunakan aktivitas perdagangan dan sosial sebagai sarana yang pintar untuk membawa misi keagamaan.
BACA JUGA:Â Penertiban Lahan Kondusif, Kemenag Optimistis UIII Beroperasi Sesuai Target
Hal ini membuat Islam Indonesia memiliki ciri Islam moderat yang langka di dunia. Dibutuhkan sebuah pusat pendidikan dan penelitian yang berkualitas, agar keindahan Islam Indonesia dapat tersebar luas ke seluruh dunia.
“Selain pusat studi, lembaga ini penting untuk bisa menjadi pusat penyebaran kebudayaan Islam yang modern, toleran, dan berkemajuan,” tambahnya.
Ia meminta seluruh akademisi dunia yang hadir agar memberikan kontribusi pemikiran agar UIII menemukan bentuk yang ideal dalam bingkai pengembangan Islam yang berciri rahmatan lilalamin. []
REPORTER: RHIO