WABAH virus Corona telah mencekam seluruh dunia. Bermula dari sebuah pasar seafood di Wuhan, Cina, virus yang masih satu ‘famili’ dengan SARS dan MERS ini menyebar dengan cepat ke berbagai penjuru dunia. Belasan negara telah mengkonfirmasi menemukan kasus Corona di negaranya.
Di Cina, tim medis disiagakan untuk menangani pasien Corona baru yang diberi nama 2019-nocV itu. The New York Times melaporkan, para ilmuwan di Amerika Serikat, Australia, dan setidaknya tiga perusahaan sedang mengupayakan obat untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Ilmuwan pemerintah serta mereka yang bekerja di Johnson & Johnson, Moderna Therapeutics dan Inovio Pharmaceuticals semuanya bekerja dengan cepat untuk mengembangkan vaksin.
BACA JUGA: Rumah Sakit Cina Gunakan Obat anti-AIDS untuk Obati Pasien Virus Corona
“Kami sudah mulai di National Institute of Health (NIH) dan dengan banyak kolaborator kami tentang pengembangan vaksin,” kata pejabat NIH, Anthony Fauci seperti dikutip dari AFP.
Proses percobaan pertama akan memakan waktu setidaknya tiga bulan, untuk mengumpulkan data sebelum lanjut pada fase kedua. Proses kini sedang dilakukan oleh perusahaan bioteknologi Moderna.
“Kami sedang melanjutkan seolah-olah kami harus menggunakan vaksin,” kata Fauci, “Dengan kata lain, kita sedang melihat skenario terburuk bahwa ini menjadi wabah yang lebih besar.”
Secara terpisah, kepala petugas ilmiah Johnson & Johnson mengatakan kepada AFP bahwa perusahaannya juga sedang mengembangkan vaksin untuk corona.
“Kami akan memanfaatkan teknologi yang sama yang digunakan dalam pengembangan dan pembuatan vaksin Ebola Johnson & Johnson yang saat ini digunakan di DRC dan Rwanda,” kata Paul Stofells, “Itu adalah teknologi yang sama yang juga digunakan untuk membuat vaksin Zika dan HIV kami.”
Upaya ini telah dimulai sejak 10 Januari 2020, ketika para ilmuwan Cina memposting susunan genetik virus pada database publik. Pagi berikutnya, para peneliti di Pusat Penelitian Vaksin Institut Kesehatan Nasional di Maryland mulai bekerja. Dalam beberapa jam, mereka telah menunjuk dengan tepat huruf-huruf kode genetik yang dapat digunakan untuk membuat vaksin.
BACA JUGA: Apakah Penyakit karena Corona Baru Bisa Disembuhkan?
Sekretaris Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan AS Alex Azar mengatakan pemerintah AS telah menawarkan bantuan kepada China sebanyak tiga kali dalam menangani krisis Corona. Namun sejauh ini belum berhasil.
Sebuah laboratorium di Kanada juga secara resmi mulai mengembangkan vaksin coronavirus. Laboratorium yang berbasis di Saskatoon – yang dikenal sebagai ” VIDO-InterVac ” – telah diberi lampu hijau oleh Public Health Canada untuk memulai upaya menemukan obat untuk penyakit pernapasan. Tim ini dipimpin oleh dua ahli yang berpengalaman dengan keluarga virus coronavirus, termasuk SARS dan MERS .
Volker Gerdts, Direktur VIDO-InterVac, mengatakan bahwa lab berharap memiliki “hasil positif” dalam beberapa bulan ke depan. Dia menambahkan bahwa mereka bertujuan untuk memiliki vaksin pertama yang siap untuk diuji pada hewan dalam enam hingga delapan minggu ke depan.
Terbaru, Selasa (28/1/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa China telah setuju untuk mengizinkan tim ahli internasionalnya masuk ke negara itu untuk bekerja dengan tim medis Cina guna mengatasi masalah Corona.
Per Rabu (29/1/2020) siang, China mengonfirmasi ada hampir 6000 kasus corona. Sementara angka kematian naik terus dan kini mencapai 132 orang. []
SUMBER: THE NEWYORK TIMES | AFP | CNBC