JIKA dalam sebuah hadist Rasulullah SAW pernah menyampaikan bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah wanita, bukan berarti laki-laki bisa tenang dan leha-leha begitu saja. Ada empat golongan laki-laki yang akan masuk Neraka akibat tidak bertanngungjawab kepada wanita. Maka berhati-hatilah penuhilah hak-hak wanita dan Allah SWT akan meridhaimu.
Inilah golongan laki-laki yang akan masuk Neraka, sebagai berikut:
Pertama, seorang ayah.
Jika seorang lelaki yang telah menyandang gelar ayah namun ia tidak mempedulikan anak perempuannya. Tidak peduli dia sholat atau tidak! Tak peduli dia bisa ngaji atau tidak. Tidak peduli dia menutup aurat atau tidak. Tidak peduli mau belajar agama atau tidak. Tugas seorang ayah bukan hanya mencari nafkah tetapi juga membimbing kepada kebaikan.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin, Seorang lelaki adalah pemimpin bagi anggota keluarganya, dan Ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dipimpinnya atas mereka,” (HR Muslim).
Kedua, seorang suami.
Suami yang durhaka dan dzalim kepada istrinya. Istri merupakan amanah yang dititipkan walinya kepada seorang pria yang bernama suami. Ingatlah! Isteri bukan hanya mesin pencetak anak, tetapi isteri adalah sebuah titipan yang harus dijaga dan beri kasih sayang.
Allah SWT berfirman, “….Dan bergaullah dengan mereka secara baik, kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kepadanya kebaikan yang banyak,” (QS An-Nisa: 19).
Ketiga, saudara laki-laki.
Sebab jika ayahnya telah tiada, tanggungjawab menjaga seorang wanita adalah saudara lelakinya. Termasuk dalam hal ini paman, jika mereka hanya mementingkan keluarganya saja, sementara adik atau keponakannya dibiarkan jauh dari ajaran Islam, maka tunggulah ancaman neraka di akhirat kelak.
Keempat, anak laki-laki.
Sebab anak laki-laki wajib menafkahi istri dan anaknya, dan juga wajib memperhatikan nasib ibu kandungnya. Jika ibunya tidak mampu, maka kewajiban nafkahnya juga menjadi tanggungjawabnya. Dan celakalah bagi anak laki-laki yang durhaka kepada kedua orang tuanya.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut:
“Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah lalu bertanya, Wahai Rasulullah siapakah orang yang paling berhak aku pergauli dengan sebaik-baiknya?”Sabdanya, “Ibumu” Ia lalu bertanya “kemudian siapa ?” Sabdanya “Ibumu” “kemudian siapa lagi?” Sabdanya “Ibumu”, “Kemudian siapa lagi”, Sabdanya “Ayahmu” (HR. Muslim).
Hadis di atas menjelaskan bahwa kita sebagai anak harus memperlakukan orang tua sebaik-baiknya, khususnya seorang ibu yang telah melahirkan kita hingga kita dewasa kini. []