WASHINGTON—Sejumlah mantan diplomat Amerika Serikat mengkritik keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu kota Israel.
Mantan Duta Besar AS untuk Yordania pada tahun 2011-2014, Jordan Stuart Jones menilai kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem Sebagai Ibu kota Israel merupakan kebijakan yang tidak positif.
“Kita dapat melihat dampak negatif terutama di daerah yang ditinggali banyak orang Palestina seperti Yordania dan Lebanon. Raja Yordania, Abdullah membuat kritikan yang sangat jelas mengenai masalah tersebut dan ini membuat saya khawatir. Orang-orang Yordania khawatir,” kata dia.
Sementara itu, James Jeffrey yang sebelumnya bertugas di Irak dan Turki mengatakan semua pihak yang berupaya mencari solusi untuk Israel dan Palestina menilai solusi untuk kedua negara harus dengan metode yang ideal. Ia menilai keputusan Trump membahayakan upaya solusi dua negara.
“Langkah yang membuat Iran senang di kawasan tidak seharusnya diambil, dan keputusan ini membuat Iran bahagia, maka itu adalah sebuah kesalahan,” ujar Jeffrey.
Diplomat AS yang pernah bertugas di Afghanistan, Irak, Pakistan, Suriah, Kuwait, dan Lebanon, Ryan Crocker mengatakan bahwa keputusan Trump dapat menimbulkan berbagai dampak jangka panjang.
“Saya memiliki ketakutan, dan itu tidak terlalu positif,” pungkasnya. []
Sumber:AnadoluAgency