PALESTINA–Para tokoh al-Quds pada Senin (3/5/201) telah menyerukan perlunya menggandakan kehadiran jamaah di Masjid al-Aqsha dan beritikaf di dalamnya selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Langkah ini penting sebagai respons atas kejahatan pendudukan Israel dan para pemukim Yahudi yang berusaha mengisolasi dan menguasai kota suci tersebut.
Direktur Masjid Al-Aqsha, Syaikh Omar Kiswani, menyerukan untuk melakukan mobilisasi kehadiran jamaah di Al-Aqsha dan beri’tikaf di dalamnya, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Langkah tersebut penting dilakukan untuk meningkatkan keindahan al-Aqsha dan halamannya dengan lautan jamaah selama sepuluh hari terakhir bulan suci Ramadhan.
BACA JUGA: Ribuan Jamaah Gelar Shalat Jumat di Al Aqsha Meski Dijaga Israel
Sementara itu, Khaled Zabarqa, pengacara al-Quds, meminta jamaah untuk melipatgandakan kehadiran mereka di Masjid al-Aqsha selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ini.
“Kami menjalani hidup di hari-hari yang paling rumit di Masjid al-Aqsha dan al-Quds, di mana persekongkolan dan konspirasi sedang dibuat. Hal ini mengharuskan kami untuk terus hadir di Masjid al-Aqsha,” kata Zabarqa.
Zabarqa menegaskan bahwa jumlah jamaah yang besar di Masjid al-Aqsha adalah respons terbesar untuk menghadapi semua konspirasi. Dia menyerukan kepada semua pihak untuk melipatgandakan kehadirannya dan beritikaf di Masjid al-Aqsha serta menghidupkannya kembali selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan yang diberkahi ini.
Di hari-hari Ramadhan ini terjadi peningkatan serangan dan pembatasan yang diberlakukan oleh pasukan pendudukan Israel terhadap jamaah di Masjid al-Aqsha, terutama di daerah Gerbang al-Amud.
Kelompok-kelompok ekstrimis Yahudi mengancam akan menyerbu Masjid al-Aqsha pada tanggal 28 Ramadhan. Sementara seruan untuk menghadapi dan menggagalkan penyerangan ini terus meningkat. []
SUMBER: PIC