STRASBOURG—Mosi Turki di Majelis Parlemen Dewan Eropa (PACE) telah ditolak menggelar pertemuan darurat untuk membahas krisis Rohingya di Myanmar.
Dalam sesi pembukaan di Strasbourg, Pejabat Presiden Roger Gale mengatakan bahwa usulan delegasi Turki ditolak oleh Biro Majelis.
Sementara Turki ingin membahas aksi kekerasan oleh pemerintah Myanmar terhadap Muslim Rohingya, PACE justru sepakat untuk menggelar pertemuan untuk membahas Referendum Catalonia dan undang-undang pendidikan baru di Ukraina.
Menurut PBB, operasi militer di Rakhine, Myanmar, telah mengakibatkan sebanyak 515.000 Rohingya mengungsi ke Bangladesh.
Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hasan Mahmood Ali menyebutkan bahwa sekitar 3.000 Rohingya tewas dalam operasi tersebut.
PBB menyebut Rohingya sebagai kaum paling teraniaya di dunia yang telah menderita karena sejumlah serangan sejak meletusnya kekerasan komunal pada 2012.
Oktober 2016, operasi militer serupa digelar selama lima bulan menyusul serangan atas pos-pos perbatasan di Distrik Maungdaw, dan telah menewaskan 400 jiwa demikian, seperti dikutip dari AnadoluAgency.[]