KLUB Bundes Liga, FC Koln baru merilis jersey terbaru mereka. Jersey tersebut menampilkan siluet masjid. Klub asal kota Koln, sebuah kota di Negara Bagian North Rhine-Westphalia, Jerman itu punya basis penggemar yang diwadahi dalma sebuah fans cub.
FC Kohln mencoba menyatukan masyarakat kota yang terdiri dari berbagai latar belakang yang ada dalam populasinya lewat sepakbola.
Namun, jersey yang mereka rilis baru-baru ini menuai kontroversi. Reaksi paling ekstrim ditunjukkan satu fan dengan mundur dari keanggotaan klub karena ia merasa jersey tersebut tak mencerminkan dirinya lagi.
Hal tersebut berkaitan dengan siluet masjid yang ada di jersi tandang dan ketiga FC Koln musim depan.
“Hari ini saya sadar bahwa Koln akan bermain dengan jersi yang mengandung siluet masjid. Saya akan keluar dari organisasi keagamaan Koln,” tulis fan tersebut terhadap pihak klub.
BACA JUGA:Â Rela Bayar Denda, Pemain Kriket Afsel Tolak Pakai Jersey Berlogo Produk Haram
FC Koln pun tak mempermasalahkan hal itu. Kehilangan satu orang anggota seolah tak berarti bagi klub berlogo kambing itu.
“Selamat berpisah dan terima kasih untuk pendapatnya,” ujar FC Koln.
Mungkin apa yang dilakukan Koln sudah benar di mata mereka, karena apa yang klub lakukan hanyalah mencoba menyatukan kota lewat sepak bola.
We received notice from a member who wanted to cancel their membership due to the mosque on our kit.
To that we say: goodbye, and thanks for the idea! 👋 #effzeh pic.twitter.com/2y2OHTiz1j
— 1. FC Cologne (@fckoeln_en) August 11, 2020
Siluet masjid yang ditampilkan Koln adalah Masjid Pusat Koln yang selesai dibangun pada 2017 lalu. Dengan luas 4.500 meter persegi dan bisa menampung hingga 4000 jamaah, masjid ini adalah yang terbesar di Jerman dan salah satu yang terbesar di Eropa.
Bagi FC Koln, ini memang kali pertama ada siluet masjid dalam jersi mereka, tetapi sebenarnya siluet di jersi tersebut tak hanya terdapat masjid saja.
Siluet dalam jersi Koln mengandung banyak landmark Kota Koln yang lain, termasuk Katedral Koln.
FC Koln memang lebih dikenal dengan lambang dan siluet Katedral Koln yang juga jadi bagian dari logo klub.
Katedral Koln mungkin adalah landmark paling terkenal serta paling dicintai dari kota ini dan sejak 1996 masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO.
Katedral mulai dibangun pada 1284 dan baru selesai pada 1880, hal yang membuat masyarakat setempat menyebut katedral ini sebagai die ewige Baustelle alias situs konstruksi yang tak pernah berakhir.
Berpenduduk lebih dari satu juta orang, Koln memang didominasi oleh penganut agama Kristen.
Survei tahun 2015 menunjukkan bahwa 35,5 persen populasi Koln terafiliasi dengan Gereja Kristen Katolik, selain 15,5 persen penduduk penganut Kristen Evangelikal.
Meski begitu, selain Kristen yang sudah jadi agama dominan di Koln sejak dulu, akhir-akhir ini banyak agama lain yang masuk ke kota dibawa oleh para pendatang, tak terkecuali Islam.
Warga Turki jadi penyumbang terbesar, tercatat pada 2016, ada lebih dari 55 ribu penduduk Koln yang memegang paspor Turki. Jumlah ini jauh lebih besar dari ekspatriat terbesar kedua di Koln, Italia, yang tercatat tak sampai berjumlah 20 ribu penduduk di sana. Bahkan pada saat sensus penduduk pada 2011, tercatat bahwa sebanyak 11,2 persen penduduk Koln beragama Islam.
Tak heran FC Koln memuat siluet masjid di jersey mereka, mengingat fan yang hadir ke stadion memang terdiri dari berbagai ras dan agama.
Meski begitu, kontroversi yang terjadi soal jersi ini sebenarnya mencerminkan apa yang terjadi juga di luar ranah sepak bola.
BACA JUGA:Â Klub Asal Rusia Rilis Jersey Bermotif Karpet
Pembangunan Masjid Pusat Koln juga bukan tanpa kontroversi dengan tak sedikit pihak yang menentang pembangunan tersebut.
“Kami tak ingin membangun kampung Turki di sini, saya tahu soal Londonistan (aktivitas Islam di London) dan saya tak ingin itu terjadi di sini,” ujar politisi lokal, Jorg Uckermann.
Banyak demo yang terjadi, juga protes dari penulis, Ralph Giordano, yang menganggap pembuatan masjid tersebut adalah “pernyataan perang” terhadap Koln yang dianggap sebagai “Kota Kristen”.
Meski begitu, tak sedikit pula politisi lokal yang memang mendukung berdirinya masjid di sana, mengingat banyaknya warga Muslim di Koln.
Masjid ini didirikan oleh DITIB, salah satu organisasi Islam terbesar di Jerman, yang anggotanya kebanyakan berasal dari warga Turki.
Saat peresmian masjid baru, DITIB membuat kontroversi dengan tak mengundang Wali Kota Koln, Henriette Reker, hal yang dianggap sebagai kurangnya respek warga Turki terhadap warga lokal. Panitia jutsru mengundang Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang meresmikan dan memberikan sambutan dalam acara tersebut, seperti semakin membuat panas hubungan yang ada antara warga muslim Turki dengan masyarakat setempat.
Hal ini pula yang mungkin coba ingin ditengahi oleh FC Koln lewat jersey baru mereka musim depan. Mereka ingin menyatukan kota ditengah kemungkinan terpecah belah karena agama. []
SUMBER: SKOR