JAKARTA—Peristiwa memilukan tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun setelah suasana hari raya disinyalir menelan korban lebih dari 100 orang. Salah satu penyebabnya diduga standar muatan 40 orang dipenuhi sekitar 200 orang.
Hal tersebut berdasarkan keterangan Kemensos RI, 25 Juni di Jakarta. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti dalam situasi seperti itu dinilai sangat mungkin korban anak-anak dan remaja mendominasi penumpang kapal tersebut untuk menikmati libur panjang.
BACA JUGA:Â Tik Tok di Kalangan Anak-anak dan Remaja, Mengapa?
Komisioner KPAI, Ai Maryati Solihah menyampaikan dalam data KPAI yang berhasil dihimpun dari BNPB bahwa korban anak-anak berjumlah sekitar 30 an orang baik yang meninggal, selamat dan dinyatakan hilang.
“Pertama KPAI menyampaikan bela sungkawa yang mendalam kepada para korban dan keluarga, semoga Tuhan memberikan keikhlasan dan ketabahan,” katanya kepada Islampos.com di Jakarta, Jumat (6/7/2018).
Dirinya menyebutkan KPAI akan melakukan pengawasan dan Koordinasi dengan stakeholder termasuk BODT (Badan Otorita Danau Toba) dan Pemerintah Daerah di Posko Terpadu Kecelakaan KM Sinar Bangun di Pelabuhan Tigaras Kab. Simalungun sejak senin lalu.
BACA JUGA:Â Jika Kapal yang Kita Tumpangi Akan Tenggelam, Upayakan Ini Agar Selamat
“KPAI memberikan dukungan secara moral kepada Basarnas untuk bekerja secara maksimal agar korban segera ditemukan secara keseluruhan,” ungkapnya.
Nantinya, kata Ai KPAI akan menyampaikan pentingnya pariwisata ramah anak yang menekankan aspek keselamatan dan perlindungan pada para pengguna jasa pariwisata termasuk alat perhubungan dan sarana lainnya agar memiliki wawasan dan perspektif perlindungan anak. []
REPORTER: RHIO