SURIAH—Lebih dari separuh pengungsi Suriah di Lebanon dilaporkan tengah hidup dalam kemiskinan yang parah saat ini, badan pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan pada Jumat (15/12/2017).
Menurut PBB, lebih dari satu juta warga Suriah telah mencari perlindungan di Lebanon sejak konflik di negara mereka meletus setelah demonstrasi anti-rezim Assad pada Maret 2011, Alaraby melaporkan.
Masuknya pengungsi Suriah secara besar-besaran telah menguji Lebanon, sebuah negara yang hanya memiliki empat juta penduduk. Kini Lebanon harus berjuang keras dengan sumber daya yang terbatas di tengah kedatangan para pengungsi Suriah.
Selama enam tahun perang berlangsung, populasi pengungsi Suriah telah hidup dalam hutang dan kemiskinan, UNHCR mengatakan. Menurut laporan, sekira 58 persen rumah tangga Suriah hidup dalam kemiskinan parah lantaran pendapatan kurang dari 2,87 dolar per orang per hari.
Jumlah pengungsi saat ini mengalami kenaikan sebesar lima persen sejak tahun 2016 lalu, kata UNHCR dalam sebuah survei tahunan.
Survei tersebut menemukan 76 persen pengungsi Suriah hidup di bawah garis kemiskinan, dengan rata-rata pendapatan 3,84 dolar per orang per hari dan hampir 90 persen pengungsi terlilit utang.
“Pengungsi Suriah di Lebanon hampir tidak bisa bertahan,” kata perwakilan UNHCR di Lebanon, Mireille Girard.
“Kebanyakan keluarga sangat rentan dan bergantung pada bantuan dari masyarakat internasional,” tambahnya.
Satu titik terang dalam survei tersebut adalah lompatan besar dalam pendaftaran sekolah anak-anak pengungsi berusia 6-14 tahun. Kini 70 persen anak-anak Suriah terdaftar di sekolah. []