ENEWA – Pejabat PBB menyebut situasi di negara bagian Rakhine sebagai krisis yang sebenarnya. Pasalnya, sekitar 73 ribu wanita, anak-anak dan laki-laki telah meninggalkan Myanmar ke Bangladesh sejak kekerasan terjadi antara tentara dan militan Rohingya 12 hari lalu.
“Banyak yang lapar, dalam kondisi fisik yang buruk dan membutuhkan dukungan menyelamatkan nyawa,” kata UNHCR.
Badan tersebut mengatakan telah membangun struktur yang tertutup tarpaulin di kamp-kamp untuk menyediakan tempat penampungan sementara. Akan tetapi, fasilitas ini telah mencapai titik jenuh.
“Ini adalah krisis sejati. Jumlah orang telah berlipat ganda di kamp-kamp, “kata Mohammad Abul Kalam, Komisioner Lembaga Pengungsi dan Pemulangan di Cox’s Bazar, Bangladesh seperti dikutip dari Asian Correspondent, Selasa (5/9/2017) kemarin.
“Kamp Kutupalong berada di luar kapasitas. Setiap keluarga telah menerima pendatang baru, setiap ruang yang tersedia ditempati. Saya tidak yakin berapa lama kita bisa mempertahankan ini,” pungkasnya.[]