RAKHINE–Kepala badan pengungsi PBB, Filippo Grandi mendesak pemerintah Myanmar untuk menemukan solusi atas isu-isu kompleks di negara bagian Rakhine. Rakhine adalah wilayah tempat etnis Rohingnya tinggal.
Usai melakukan kunjungan ke wilayah Rakhine, Grandi menuturkan masalah Rohingnya memang sangat komplek. Namun, jika ada keinginan kuat dari pemerintah Myanmar untuk menyelesaikan masalah ini, maka hal ini dapat dengan mudah diselesaikan.
“Ini adalah masalah yang kompleks namun tidak sulit. Langkah pertama yang penting adalah memberikan kebebasan bergerak, dan akses terhadap layanan dan mata pencaharian bagi semua orang,” kata Grandi dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Jumat (7/7/2017).
Ketika Grandi mengunjungi daerah Maungdaw, di mana pasukan keamanan kembali diduga melakukan pelanggaran hak asasi terhadap Muslim Rohingya setelah pembunuhan sembilan petugas polisi di sana oleh seorang anggota geng pada Oktober lalu.
Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, lebih dari 70 ribu etnis Rohingya telah melarikan diri dari wilayah Maungdaw sejak militer memulai operasi pembersihan Oktober lalu.
Selama operasi tersebut, PBB dan kelompok hak asasi manusia telah mendokumentasikan pelanggaran yang meluas oleh aparat keamanan seperti pembunuhan, termasuk terhadap anak-anak dan bayi, perkosaan, pemukulan brutal, dan pembakaran desa. []