PALESTINA—Sejumlah komandan Israel mulai menghadapi ‘disorientasi’ melihat situasi di Gaza. Keterangan ini berdasarkan laporan wawancara stasiun televisi Channel 2 Israel dengan sejumlah komandan militer dan keamanan Israel.
Pasca tiga tahun perang musim panas terakhir pada 2014, bias disimpulkan bahwa Gaza menjadi neraka bagi Israel. Kondisinya menuju kepada pada situasi yang lebih buruk lagi. Sementara itu, semua komandan Israel tidak punya visi apapun untuk menghadapi Gaza ke depan, PIC melaporkan pada Senin (31/7/2017).
Laporan menunjukan kondisi perekonomian dan kehidupan di Gaza amat sulit, terutama setelah blokade dan kemenangan Hamas pada pemilu serta dikuasanya Gaza secara penuh tahun 2007 lalu.
Disebutkan, Hamas tidak akan menyerah dan tak mungkin memberikan senjatanya kepada pihak musuh, apapun konsekuensinya.
“Setiap hari berlalu Gaza semakin menggelegak, makin mendidih berat. Ia harus dijaga agar tidak jatuh ke dalam jurang”, ungkap Sami Turgeman mantan komandan Front Selatan tentara Israel.
Sementara itu, mantan kepala intelijen Israel “Mossad,” Efraim Halevy, menganjurkan pemerintah membuka dialog nyata dengan Hamas, kalau tidak Israel akan menghadapi masalah besar dengan masa depan. Akan terjadi pertempuran luar biasa yang pada akhirnya Gaza akan menemukan dirinya. Israel akan kehilangan kendali atas nasib sendiri.
Amos Gilad, mantan pejabat di Kementerian Pertahanan Israel juga mengkritik Menteri Perhubungan Yisrael Katz. Katz dianggap sangat kurang dalam memahami kondisi Gaza sehingga tak mampu berbuat apa-apa. Pemerintah Israel bodoh dan tidak memiliki visi strategis.
Laporan menyimpulkan bahwa hasil akhir dari kebijakan “Israel” terhadap Gaza atau tekanan terhadapnya, akan meledakan Hamas.
Beberapa laporan dari PBB memperingatkan situasi di Jalur Gaza yang berada di bawah pengetatan blokade Zionis menekankan bahwa Gaza tidak layak dihuni pada tahun 2020. []