SURIAH—Tujuh tahun konflik tanpa henti di Suriah telah mendatangkan malapetaka bagi umat Muslim. Bahkan PBB mengatakan bahwa kerugian akibat perang di Suriah mencapai hampir 400 miliar USD.
Angka itu dirilis setelah pertemuan antara lebih dari 50 ahli Suriah dan internasional di Libanon selama dua hari. Pertemuan ini diselenggarakan oleh Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia Barat (ESCWA).
BACA JUGA: Lagi, Agen Mossad Dituding Bunuh Ilmuwan Suriah
ESCWA mengatakan kerugian akibat kehancuran dalam modal fisik dan distribusi sektoralnya diperkirakan telah mencapai lebih dari 388 miliar USD.
Dikatakan bahwa angka itu tidak termasuk “Kerugian kematian manusia atau hilangnya SDM dan tenaga kerja terampil karena perpindahan, yang dianggap sebagai yang paling penting bagi ekonomi Suriah.”
Lebih dari separuh populasi sebelum perang Suriah telah meninggalkan negara itu atau telah mengungsi selama tujuh tahun terakhir.
Intervensi militer Rusia pada 2015 telah membantu pemulihan pasukan rezim Assad yang telah memperoleh kembali kekuatannya dalam beberapa bulan terakhir.
ESCWA mengatakan laporan lengkap tentang dampak perang akan dirilis pada September 2018.
Perang Suriah dimulai ketika rezim Baath yang berkuasa sejak 1963 dan dipimpin oleh Presiden Bashar al-Assad, menggunakan kekuatan militer untuk membubarkan aksi damai yang meminta Assad turun dari kursi pemerintahan. Aksi ini lalu memicu pemberontakan bersenjata yang didorong oleh pembelotan massal dari tentara Suriah.
BACA JUGA: Lieberman: Suriah Kembali Bangun Kekuatan Militer Terkuat
Menurut penilaian independen, taktik brutal yang dikejar terutama oleh rezim yang didukung Rusia, yang telah termasuk penggunaan senjata kimia, pengepungan, eksekusi massal dan penyiksaan terhadap warga sipil, merupakan kejahatan perang.
Ratusan ribu warga sipil telah tewas, sementara 6,3 juta warga Suriah terpaksa mengungsi dari negara itu. []
SUMBER: ALARABY