AMERIKA SERIKAT—PBB mengatakan bahwa penyebab utama kelaparan dan kekurangan gizi adalah konflik yang dibuat manusia sendiri. Ditambah dengan perubahan iklim serta krisis berkepanjangan yang terjadi pasca konflik.
“Bencana kelaparan global telah meningkat sebesar lima persen pada 2016,” kata Mario Arvelo, Ketua Komite Keamanan Pangan Dunia (CFS).
CFS didirikan pada 1974 sebagai badan antar pemerintah untuk berfungsi sebagai forum dalam PBB untuk meninjau dan menindaklanjuti kebijakan mengenai keamanan pangan dunia termasuk produksi dan akses fisik dan ekonomi terhadap pangan.
Arvelo mencatat bahwa jumlah orang yang terancam krisis pangan mencapai 815 juta orang pada tahun 2016, meningkat sekitar 38 juta orang dibandingkan pada tahun 2015.
Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (ECOSOC) pada Rabu (18/4/2018) telah mengadopsi tiga keputusan dan mengambil beberapa laporan untuk menjaga keamanan pangan dan gizi.
Arvelo mengatakan kepada ECOSOC bahwa CFS sangat prihatin bahwa laporan 2017 tentang Keadaan Ketahanan Pangan dan Gizi menunjukkan bahwa masyarakat internasional berada pada “Lampu kuning,” karena tidak sesuai dengan target yang ditetapkan dalam Agenda untuk Pembangunan Berkelanjutan 2030.
“Sayangnya, saya mulai dengan berita buruk,” kata Stineke Oenema, Koordinator Komite Tetap Sistem PBB tentang Nutrisi, yang menyajikan laporan tersebut.
Oenema menyatakan bahwa satu dari tiga orang saat ini mengalami kekurangan gizi dan atau berbagai bentuk kekurangan gizi. Ia menekankan bahwa semua negara terpengaruh dan kemajuan tidak dibuat untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2 untuk mengakhiri kelaparan.
“Sama buruknya adalah fakta bahwa kekurangan gizi tidak terdistribusi secara merata,” kata Oenema. []
SUMBER: XINHUA