MYANMAR—Utusan khusus PBB ke Myanmar telah mendesak Bangladesh untuk membatalkan rencana pemulangan ratusan pengungsi Muslim Rohingya ke tanah air mereka. Pasalnya para pengungsi masih rawan menghadapi “risiko tinggi penganiayaan.”
Lebih dari 700.000 pengungsi Rohingya telah berlindung di Bangladesh sejak tahun 2017 lalu, ketika pasukan bersenjata rezim Myanmar, yang didukung oleh ekstrimis Budha, telah melancarkan tindakan keras terhadap etnis Muslim di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
BACA JUGA: Kamp Rohingya Dilalap Si Jago Merah, Enam Orang Meninggal Dunia
Ribuan Muslim Rohingya telah terbunuh, dan mereka yang selamat dengan melarikan diri ke Bangladesh kini tinggal di kamp-kamp yang sangat penuh sesak di distrik Cox’s Bazar di tenggara Bangladesh.
Myanmar dan Bangladesh pertama mencapai kesepakatan tahun lalu untuk memulai repatriasi (pemulangan kembali) para pengungsi, tetapi prosesnya telah tertunda. Pejabat dari kedua negara bertemu awal pekan ini dan mengumumkan mereka akan memulai proses pemulangan 2.000 orang pada pertengahan November.
BACA JUGA: India Deportasi 7 Pengungsi Muslim Rohingya
Pelapor Khusus PBB Yanghee Lee mengatakan pada Selasa (6/11/2018) bahwa dia tidak melihat bukti pemerintah Myanmar menciptakan kondisi yang kondusif bagi kembalinya Rohingya.
Dia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintah di Naypyidaw telah “gagal memberikan jaminan bahwa mereka (Rohingya) tidak akan mengalami penganiayaan dan kekerasan mengerikan yang pernah terjadi sebelumnya.” []
SUMBER: PRESSTV