AS—Penyelidik PBB dilaporkan telah menyalahkan rezim Bashar al-Assad atas penggunaan gas sarin yang telah membunuh warga sipil tak berdosa pada April tahun ini.
Menurut laporan Alaraby pada Jumat (27/10/2017) lebih dari 80 warga sipil tewas pada 4 April lalu ketika proyektil gas sarin ditembakkan ke wilayah Khan Sheikhoun, sebuah kota yang dikuasai oposisi di provinsi Idlib, Suriah barat laut.
Foto-foto korban tewas dan sekarat, termasuk anak kecil, setelah serangan tersebut memicu kemarahan global dan serangan rudal jelajah AS di sebuah pangkalan udara rezim Assad.
Suriah dan sekutunya Rusia mengklaim bahwa sebuah senjata pemberontak mungkin telah diledakkan di lapangan, namun panel PBB tersebut mengonfirmasi laporan intelijen Barat yang menyalahkan rezim Assad.
“Panel yakin bahwa Suriah bertanggung jawab atas pelepasan bom sarin di Khan Sheikhoun pada 4 April 2017 lalu,” ungkap laporan tersebut yang dirilis AFP.
Rusia mengkritik laporan PBB tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu mengandung inkonsistensi dan bukti yang tidak terverifikasi.
Pada Selasa (24/10/2017), Rusia telah memveto resolusi rancangan AS yang akan memperpanjang mandat sebuah panel yang menyelidiki siapa yang berada di balik serangan senjata kimia di Suriah selama satu tahun.
Human Rights Watch (HRW) telah mendesak masyarakat internasional untuk mendesak sanksi terhadap rezim Assad setelah muncul laporan PBB tersebut.
“Penggunaan senjata kimia Suriah berulang kali merupakan ancaman serius terhadap larangan internasional terhadap penggunaan senjata kimia,” kata Solvang, direktur deputi darurat HRW. []