ANKARA—Penyelidik PBB pada Kamis menuntut agar pasukan rezim Suriah bertanggung jawab atas serangan gas berancun yang menewaskan ratusan penduduk Khan Sheikhun April lalu.
“Laporan hari ini menutup semua gonjang-ganjing mengenai siapa yang melakukan serangan Khan Sheikhun. Ini adalah serangan keempat dimana penyelidikan PBB menemukan pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia, melanggar hukum HAM internasional,” kata Louis Charbonneau dari lembaga Human Rights Watch.
“Pertanyaannya sekarang adalah apakah Dewan Keamanan dan anggota-anggota OPCW, termasuk Rusia, akan menegakkan hukum internasional dan minta Suriah bertanggung jawab,” tambah dia.
Menyusul rilisnya laporan itu, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan penemuan itu memastikan “rezim Assad menggunakan gas sarin terhadap warga Khan Sheikhun di Suriah pada 4 April hingga berdampak tragis pada ratusan korban.”
Johnson juga mengatakan Inggris mengecam keras pelanggaran hukum itu dan mendorong agar komunitas internasional “bersatu mendesak rezim Assad bertanggung jawab”.
Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley juga mengkonfirmasi hasil temuan laporan itu. “Ini adalah pembuktian hal yang sudah kami ketahui. Berulang kali kami melihat bukti yang menunjukkan rezim Assad menggunakan senjata kimia.”
“Dan walaupun sudah ada laporan independen seperti ini, kami masih melihat negara-negara lain yang melindungi rezim itu. Hal ini harus diakhiri. Bila kita mengabaikan bukti-bukti ini berarti kita mengabaikan hukum internasional,” jelas Haley.
Dia juga mengatakan negara yang tidak mengecam kelakuan Assad sama buruknya seperti diktator atau teroris.
Setidaknya 100 orang tewas dan ratusan lainnya terluka dalam insiden serangan gas kimia pada 4 April di kota Khan Sheikhun di provinsi Idlib, Suriah, demikian seperti dilansir dari AnadoluAgency.[]