SANA’A – PBB mengatakan sebanyak tujuh juta warga Yaman saat ini di ambang kelaparan. Ini merupakan salah satu ancaman krisis kemanusiaan terbesar di dunia.
“Sebanyak tujuh juta warga Yaman saat ini hidup dalam bayang-bayang kelaparan, di saat yang sama 2,3 juta balita mengalami gizi buruk,” kata PBB dalam laporannya yang dirilis pada Rabu (02/08), seperti dilansir portal Yaman, Al-Masyhad Al-Yamani.
PBB menjelaskan, angka ini menunjukkan bahwa dua pertiga warga Yaman membutuhkan bantuan kemanusiaan dan perlindungan. Segala bantuan harus segera disalurkan, mulai dari tempat tinggal, makanan, air, pelayanan kesehatan dan lainnya.
Laporan itu melampirkan cerita-cerita memilukan sebagian keluarga pengungsi di kamp di luar kota Khamir, provinsi Imran, Yaman Utara. Warga sipil harus menanggung dampak perang brutal yang terjadi di negara mereka.
Menurut PBB, sejak meletusnya konflik di Yaman, tiga juta lebih warga meninggalkan kampung halaman untuk mencari keselamatan dan tempat aman. Di waktu yang sama, jutaan orang masih berada di berbagai penjuru Yaman dan mayoritas hidup dalam pengungsian.
Terkait penyakit kolera yang telah menyebar, PBB merasa sangat khawatir. Pasalnya, banyak warga Yaman meninggal akibat penyakit tersebut. Ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan di negara tersebut sangat minim.
Yaman dilanda perang menyusul pemberontakan yang dilakukan pemberontak Syiah Hutsi pada 2014 silam. Konflik terus berlanjut dengan masuknya militer Saudi dan koalisinya. Saudi mendukung pemerintahan sah Yaman memerangi pemberontak dukungan Iran itu.
Perang yang berkecamuk yang berlangsung hampir tiga tahun itu menyebabkan kondisi sulit. Perekonomian merosot tajam sehingga mengakibatkan banyak warga hidup di bawah kemiskinan. Selain itu, pelayanan medis juga terganggu.[]