JAKARTA — Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas mengatakan Nahdatul Ulama merumuskan trilogi persaudaraan dalam kaitannya dengan hubungan antarsesama manusia. Hal ini sekaligus menjawab polemik penghapusan mata pelajaran Pendidikan Agama di Sekolah.
“Ketiganya meliputi persaudaraan sesama muslim (ukhuwah islamiyah), persaudaraan sesama warga negara (ukhuwah wathaniyah), dan persaudaraan sesama anak cucu Nabi Adam (ukhuwah basyariyah atau ukhuwah insaniyah),” ujarnya ahad di Jakarta (7/7/2019).
BACA JUGA: PBNU Tolak Penghapusan Pelajaran Pendidikan Agama di Sekolah
Dirinya menjelaskan ketiga ukhuwah ini berfungsi agar kehidupan yang harmoni dapat dicapai, agar perdamaian dunia bukan sekadar mimpi, agar kesejahteran dan keadilan sosial dapat digapai. “Dengan begitu martabat kemanusiaan dapat dijunjung tinggi,” pungkasnya.
Pada hakikatnya, kata Robikin, ketiga ukhuwah itulah inti dari ajaran Islam. Karena secara harfiah Islam berarti ‘damai’, ‘selamat’, ‘aman’, atau ‘tenteram’.
Ia menambahkan, Indonesia memang bukan negara agama, tapi berdasarkan konstitusi, tidak seorang pun warga negara boleh tidak beragama. Meskipun demikian, Indonesia bukan negara sekuler yang memisahkan antara negara dengan agama dengan tembok pembatas.
“Untuk itu negara harus tetap hadir melalui peran pendidikan agama di sekolah,” tegasnya.
BACA JUGA: Terkait Kebijakan Zonasi, PBNU Meminta Adanya Evaluasi Sertifikasi Guru
Namun demikian, pendidikan agama di sekolah tidak boleh memperhadapkan secara vis a vis antara negara dan agama. Ajaran agama yang dikembangkan di sekolah harus moderat dan toleran yang sekaligus menumbuhkan semangat nasionalisme tinggi.
“Agar setiap pemeluk agama taat kepada agamanya, namun sekaligus mencintai tanah airnya,” ungkapnya. []
REPORTER; RHIO