Oleh: Adi Darmawan
TANGGAL 8 September tahun lalu saya tiba di Madinah sekitar jam 10 pagi. Setelah membawa tas ke kamar dan mandi lalu bersiap ke Masjid Nabawi untuk sholat dhuhur. Masjid Nabawi dikelilingi oleh pertokoan megah dan banyak pula pedagang yang di emperan pertokoan tersebut. Salah satu yang banyak adalah para penjual simcard.
Saya kira semua orang sepakat jika bepergian ke LN dalam durasi yang lama yang akan dicari pertama adalah simcard untuk keperluan komunikasi.
Selesai sholat dhuhur, saya dan istri bersama sepasang teman lalu mencari simcard. Mampirlah kami di seorang pedagang emperan yang menjual pulsa. Transaksi dilakukan dalam bahasa Indonesia. Menurut saya si penjual ini berbicara dengan bahasa Indonesia yang memadai atau boleh dikatakan lancar.
Bersamaan dengan kami membeli, ada orang India yang datang dan dia melayaninya dengan bahasa Urdu.
Terus saya tanya ke dia, kamu bisa bahasa apa saja, dia bilang, bisa bahasa Indonesia, Urdu, English, Turky, sedikit French dan sedikit Farsi (Persia) dan pasti bisa bahasa Arab tentunya.
Subhanallah, pedagangan asongan bisa tujuh bahasa. []
Kirim penggalan hidup Anda untuk rubrik RENUNGAN lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak 2 halaman MS Word.