Oleh: Arief Siddiq Razaan
KUTULIS surat ini kepadamu, duhai pegiat pacaran di malam Minggu. Mohon tahan mual dalam perutmu apabila perlu, sediakan sekotak tisu. Aku takut isi suratku akan membuatmu muntah karena tersedak kata-kata pedas yang menghunjam dalam jantungmu. Tetapi satu hal yang mesti kalian tahu, lebih baik mencret-mencret karena mulas akibat membaca kata-kataku, daripada sebelum nikah hamil dahulu bersebab pergaulan bebasmu.
Kuawali surat ini dengan pertanyaan yang bakal menyiksamu, “Masih waraskah otak kalian di malam Minggu?” Kuharap kalian berani menjawab waras dengan semangat laksana serdadu. Selanjutnya kutanya dengan setulus kalbu, “Jika masih waras mengapa mau dijadikan pemuas birahi pacarmu hingga menjadi golongan pemuda-pemudi dungu?” Bukankah hanya orang-orang dungu yang mau dicucuk hidungnya serupa lembu, disosor kiri-kanan anggota tubuhnya padahal belum resmi menikah di depan penghulu.
Jujur saja kalau punya otak baiknya digunakan untuk mencerdaskan akalmu. Enak sekali pacarmu yang hanya bermodal bensin eceran serta uang sekian puluh ribu sudah bisa mengobok-obok kesucianmu. Apa tidak tragis sekali nasibmu, usia masih remaja tetapi kelakuan sudah melebihi pekerja seks komersial yang menghebohkan itu. Kalau sudah tahu bahwa pacaran itu menodai kesucianmu, lalu mengapa mau saja dijadikan komoditas seksual di setiap malam Minggu?
Sudah pasti tahu kalau budaya zina akan menjerumuskanmu pada neraka jahanam yang siksanya membuat ngilu. Hal ini bersebab pergaulan bebas dilakukan dengan sepenuh kesadaranmu, bahkan begitu bangga bisa kencan bareng pacar setiap malam Minggu.
Sebagai teman baik, diriku merasa berdosa apabila tidak mengingatkanmu. Baiknya berlomba-lombalah putuskan segera pacarmu sebelum sesal akibat hilang keperjakaan/ keperawanan menjadi hal yang menakutkan melebihi sekawanan hantu.
Namun, apabila dirimu tak mau mendengar segala nasehat dariku. Baiknya aku yang mengalah dengan cara mendoakanmu, agar lekas sadar dari kegilaan bersebab hawa nafsu. Bila keadaanmu semakin tak terkendali terpaksa berdoa agar dihilangkan segala kewarasanmu. Sebab sesuai sabda Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam panutanku, “Diangkat pena (tidak dicatat dosa dan Insya Allah berpeluang masuk surga) dari tiga orang: orang tidur hingga dia bangun, orang gila hingga dia sadar, anak-anak sampai ia baligh,” dengan mendoakanmu gila besar harapku semoga masih ada surga yang tersedia saat ajal menjemputmu.
Hanya saja akan lebih baik bagimu, buruan batalkan niat untuk bermalam Minggu. Tegaskan pada pacarmu itu, bila benar-benar mencintai semestinya bersegera menikah di depan penghulu. Merengkuh kebahagiaan cinta dengan sepenuh kalbu.
Sesungguhnya niat baikmu akan terkabul bila bersungguh-sungguh mewujud dalam tingkah laku. Andai pacarmu meminta putus berarti dia bukan jodoh yang terbaik bagimu. Lupakan dan ikhlaskan agar segera menemukan tambatan hati yang baru untuk membina rumah tangga sakinah, mawaddah, wa rahmah sepanjang waktu. []