IRAN—Seorang pejabat senior Iran dilaporkan telah menyatakan bahwa rezim Myanmar saat ini adalah ‘boneka AS.’ Pejabat dari negara ‘Kiblat Syiah’ tersebut mendesak negara-negara Muslim untuk tidak berdiam diri dalam menghadapi tindakan keras rezim keras Myanmar terhadap minoritas Muslim Rohingya, PressTV melaporkan.
“Rezim Myanmar adalah boneka AS,” ungkap Ali Akbar Velayati, penasihat senior Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Seyyed Ali Khamenei dalam urusan internasional, Kamis (14/9/2017).
“Seseorang yang secara tidak adil menerima Hadiah Nobel Perdamaian, sekarang mengambil tindakan ini. Namun masyarakat Muslim tidak akan diam dan akan mengekang rezim diktator ini melalui badan internasional,” tambahnya.
Pemimpin de facto Myanmar, Aung Sang Suu Kyi, yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1991, hampir tidak memiliki tindakan untuk mengakhiri kekerasan yang terus berlanjut terhadap Muslim Rohingya hingga memicu protes internasional.
Rezim Myanmar telah mengepung negara bagian Rakhine, di mana Muslim Rohingya terkonsentrasi, dengan kekerasan mengerikan terjadi terhadap kaum minoritas Muslim.
Tentara dan umat Islam ekstremis dilaporkan telah membunuh atau memperkosa kaum Muslimin dan membakar rumah mereka. Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan sampai 400.000 Muslim Rohingya telah meninggalkan Myanmar dan memasuki wilayah tetangga Bangladesh sejak akhir Agustus, saat kekerasan terakhir meletus. []