IRAN–Pemerintah Iran dikabarkan telah menghabiskan dana 20- 30 miliar dolar untuk menjaga agar Presiden Suriah Bashar Al-Assad tetap berkuasa. Keterangan ini disampaikan seorang anggota parlemen Iran, dan ia bersikeras agar suatu hari nanti Suriah akan harus membayar utangnya ke Iran.
Anggota Parlemen Iran, Heshmatollah Falahatpisheh, yang telah menjadi bagian integral dari keamanan nasional dan komisi kebijakan luar negerinya, membuat pernyataan itu pada Rabu (20/5/2020) pekan lalu dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Etemad yang berafiliasi dengan negara Iran.
BACA JUGA:Â Cerita Pengungsi Suriah, Buka Puasa di Atas Reruntuhan Rumah
“Saya ulangi, kami mungkin telah memberi Suriah 20-30 miliar dolar, dan kami harus mengambilnya kembali dari Suriah. Uang bangsa ini telah dihabiskan di sana. Negara kami harus mendapatkan uang ini kembali dari Suriah,” kata Heshmatollah Falahatpisheh.
Selama sembilan tahun perang sipil Suriah yang terus berlangsung, Iran telah menjadi sekutu penting bagi rezim Assad dan telah memberikan dukungan militer melalui penyebaran pejuang milisi Syiah, komandan, senjata dan peralatan dari Garda Revolusi Iran (IRGC), senjata dan peralatan, serta pendanaan kelompok seperti Hizbullah.
Dana 30 miliar yang dihabiskan untuk menopang rezim Suriah ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan anggaran pertahanan Iran tahun lalu yang berjumlah sekitar 16,6 miliar dolar.
Komentar Falahatpisheh datang seminggu setelah dilaporkan bahwa Iran menarik beberapa pasukan militer dan elemen-elemennya dari Suriah karena kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh sanksi yang dikenakan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap Iran dan dampak pandemi virus corona pada negara itu. Pasukan Iran juga ditarik akibat serangan udara berkelanjutan Israel yang telah menargetkan posisi militer Iran dan situs di Suriah selama beberapa tahun terakhir.
BACA JUGA:Â Israel Bombardir Suriah di Tengah Pandemi Corona dan Bulan Puasa
Namun, laporan penarikan itu ditolak oleh Iran, Hizbullah dan Suriah sendiri.
Jika Iran memang menuntut pembayaran penuh 30 miliar dolar dari Suriah dalam waktu dekat, maka itu akan memberi tekanan signifikan pada rezim Suriah karena ketidakstabilan ekonomi yang sedang dihadapinya sendiri. Di mana pembangunan nasional Suriah dan infrastruktur sipilnya hancur setelah bertahun-tahun perang. []
SUMBER: MEMO